Badai Margin Call di AS, Bikin IHSG Jadi Terburuk di Asia

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
30 March 2021 12:03
Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka di jalur merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar hingga penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (30/3/2021), di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri.

IHSG dibuka melemah 0,05% ke 6.163,72 dan berlanjut hingga penutupan sesi pertama dengan posisi koreksi 1,1% (69,7 poin) menjadi 6.097,143. Menurut data RTI, sebanyak 116 saham menguat, 342 tertekan dan 149 lainnya flat.

Transaksi bursa kembali meningkat dengan 9 miliaran saham diperdagangkan, sebanyak 624.000-an kali. Namun, nilai transaksi bursa masih terbatas yakni sebesar Rp 5,9 triliun, atau jauh dari nilai transaksi di periode awal Januari yang menyentuh Rp 12 triliun (pada sesi 1 saja).

Koreksi IHSG di sesi I ini menjadikan bursa saham Indonesi berkinerja terburuk di Asia. Bursa Hong Kong menguat 1,2%, bursa Shanghai melesat 0,6% dan bursa Singapura menguat 0,82%. 

Investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) Rp 160,4 miliar di pasar reguler. Saham yang dilego terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencetak nilai transaksi Rp 392,1 miliar. Saham bank BUMN ini anjlok 3,18% (150 poin) ke Rp 4.570/saham.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul dengan nilai transaksi Rp 289,4 miliar. Saham bank swasta terbesar nasional tersebut menguat 0,86% atau 275 poin ke Rp 32.075 per unit.

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali meraja dengan total nilai transaksi sebesar Rp 478,4 miliar. Saham BUMN tambang tersebut drop 2,65% atau 60 poin ke Rp 2.200 per unit.

Koreksi di bursa nasional terjadi mengikuti Wall Street dan juga bursa regional. Badai margin call yang menimpa saham perbankan AS memicu kekhawatiran seputar efeknya terhadap pasar keuangan global. Beberapa saham perbankan mengakui terkena forced sell (jual paksa) atas posisinya di short selling (jual kosong).

Investor pun 'membuang' saham-saham perbankan di Wall Street. Harga saham Citi ambles 1,97%, Goldman Sachs terkoreksi 0,51%, JPMorgan minus 1,55%, Morgan Stanley rontok 2,63%, Bank of America terpangkas 0,96%, dan Well Fargo ambrol 3,32%.

Pelaku pasar bakal menghadapi pasar dengan volatilitas tinggi pada pekan ini, yang dipersingkat liburan dan masa akhir kuartal pertama tahun 2021. Kemajuan cepat pergerakan imbal hasil (yield) obligasi juga terus dicermati.

Investor di Indonesia pun memilih mengambil posisi aman dengan melego saham yang dipegangnya dan memegang dana tunai, sembari menunggu situasi kembali aman.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Celup Zona Merah, IHSG Tutup Sesi 1 dengan Reli 0,23%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular