
Saham Raksasa Properti Ambruk Berjamaah, Apa Pemicunya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan saham emiten properti kompak ambruk pada awal perdagangan sesi I hari ini, Selasa (30/3/2021). Upaya Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan uang muka menjadi nol persen, PPN dan mendorong penurunan suku bunga kredit tidak menjadi pemicu kenaikan saham sektor ini
Berikut gerak saham-saham properti pagi ini, pukul 10.07 WIB.
Ciputra Development (CTRA), saham -3,38%, ke Rp 1.145, transaksi Rp 5 M
Surya Semesta Internusa (SSIA), saham -1,96%, ke Rp 500, transaksi Rp 6 M
Agung Podomoro Land (APLN), saham -1,80%, ke Rp 164, transaksi Rp 852 juta
Summarecon Agung (SMRA), saham -1,52%, ke Rp 975, transaksi Rp 4 M
PP Properti (PPRO), saham -1,33%, ke Rp 74, transaksi Rp 1 M
Bumi Serpong Damai (BSDE), saham -1,24%, ke Rp 1.190, transaksi Rp 2 M
Intiland Development (DILD), saham -0,99%, ke Rp 200, transaksi Rp 156 juta
Pakuwon Jati (PWON), saham -0,91%, ke Rp 545, transaksi Rp 2 M
Alam Sutera Realty (ASRI), saham -0,86%, ke Rp 230, transaksi Rp 7 M
Lippo Karawaci (LPKR), saham -0,51%, ke Rp 195, transaksi Rp 639 juta
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham emiten properti Grup Ciputra, CTRA, menjadi yang paling ambles di antara saham lainnya, yakni Rp 1.145/saham.
Adapun nilai transaksi saham ini sebesar Rp 5 miliar. Ambesnya saham CTRA ini dibayangi aksi jual asing sebesar Rp 451,89 juta.
Meskipun merosot pagi ini, saham CTRA masih mencatakan kenaikan 3,17% dalam sepekan. Meskipun, dalam sebulan terakhir saham ini ambles 7,32%.
Di posisi kedua ada saham SSIA yang melorot 1,96% ke Rp 500/saham. Nilai transaksi SSIA tercatat sebesar Rp 6 miliar.
Dalam sepekan saham emiten bangunan, real estate, kawasan industri, dan manajemen gedung ini melemah 2,91%. Setali tiga uang, dalam sebulan terakhir saham SSIA sudah ambles 4,76%.
Selain CTRA dan SSIA, saham APLN juga terkoreksi 1,80% ke Rp 164/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 852 juta. Dengan pelemahan ini, saham APLN hanya menghijau satu kali dalam sepekan terakhir, yakni pada Jumat (26/3), sebesar 2,44% ke Rp 168/saham.
Praktis, saham SSIA sudah anjlok 4,12% dalam sepekan. Adapun dalam sebulan saham ini sudah ambles 10,93%.
Tahun ini, saham emiten-emiten properti mendapatkan sentimen positif dari pemerintah, yakni soal kebijakan relaksasi PPN (pajak pertambahan nilai) dan uang muka (DP/down payment) 0% untuk pembelian unit properti yang sudah jadi pada awal Maret lalu.
Menurut riset CLSA Sekuritas, pada awal Maret lalu, kebijakan tersebut akan menguntungkan pengembang properti properti yang punya stok rumah yang belum terjual.
Adapun menurut laporan keuangan kuartal III 2020, CLSA menilai, sejumlah pengembang memiliki porsi total inventori atau stok unit properti yang tergolong tinggi, baik yang siap dijual ataupun yang masih dalam proses konstruksi.
Para pengembang tersebut, yakni CTRA, LPKR, APLN, BSDE dan PWON.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Emiten 'Receh' Properti Ngamuk, Ada Apa Ini?