Kacau! IHSG Ambruk di Bawah 6.100, Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merah pada perdagangan pagi ini. Memulai hari dengan koreksi tipis 0,05% ke level 6.163,72. Pada perdagangan pukul 10.19 WIB, indeks acuan pasar saham Indonesia ini melorot di bawah level 6.100 atau minus 1,22% di posisi 6.093.
Data BEI mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 4,22 miliar dengan volume perdagangan 6,93 miliar saham.
Tekanan jual asing terjadi pada saham-saham blue chip berkapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dijual asing Rp 73 miliar dengan koreksi harga saham 3,18% di level Rp 4.570.
Berikutnya saham PT Astra International Tbk (ASII) dilepas asing Rp 19 miliar dengan koreksi harga saham -0,90% di Rp 5.475/saham.
Lalu saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dijual asing Rp 13 miliar dan sahamnya anjlok 2,23% di Rp 6.575.
Kemudian asing juga melepas saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 10 miliar dengan koreksi saham 0,88% di Rp 3.390/saham.
Pelaku pasar tampaknya mencermati sentimen dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada hari ini, di mana bursa saham Negeri Paman Sam ditutup bervariasi namun mayoritas melemah pada perdagangan kemarin (dini hari waktu Indonesia).
Penyebab Wall Street kembali lesu adalah aksi jual (profit taking) saham perbankan AS, akibat terkena margin call. Beberapa saham perbankan pun ada yang mengakui terkena forced sell (jual paksa) atas posisinya di short selling (jual kosong).
Sementara, fokus investor AS saat ini adalah memantau kemajuan rencana stimulus infrastruktur Presiden AS Joe Biden yang ditambah hingga US$ 3 triliun, dan akan diumumkan detailnya dalam kunjungan kerjanya ke Pittsburgh Rabu (31/3/2021) mendatang.
Pelaku pasar harus bersiap-siap menghadapi pasar yang volatilitas masih tinggi pada pekan ini, yang dipersingkat liburan dan masa akhir kuartal pertama tahun 2021.
Kemajuan cepat pergerakan imbal hasil (yield) obligasi baru-baru ini juga perlu dicermati oleh pasar, sehingga pelaku pasar dapat melakukan penyesuaian besar dalam portofolio investasinya.
Pasar juga memantau data tenaga kerja Maret yang menurut dalam polling Dow Jones berujung pada estimasi 630.000 orang yang mendapat pekerjaan baru, sehingga angka pengangguran surut menjadi 6% dari semula 6,2%.
Pada hari ini pelaku pasar juga perlu mencermati beberapa data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini.
Di kawasan Asia, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini adalah data tingkat pengangguran Jepang dan penjualan ritel Jepang. Sementara untuk di kawasan Eropa dan AS, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini adalah data indeks keyakinan konsumen periode Maret 2021.
Sementara di dalam negeri, pasar perlu mencermati beberapa sektor saham yang kemarin mengalami penguatan atau pelemahan signifikan. Di antaranya saham perbankan, konsumer, dan pertambangan.
Artha Sekuritas memprediksi IHSG bakal melemah. Secara teknikal pergerakan masih berada di trend bearish jangka menengah.
Pergerakan masih akan dibayangi fluktuasi harga minyak dunia serta harga komoditas lainnya yang mengalami koreksi. Dari dalam negeri masih minim sentimen terutama dari data ekonomi.
Reliance Sekuritas juga mengemukakan terjadi kenaikan imbal hasil (yield) Treasury Amerika Serikat lebih tinggi. Selain itu pasar saham AS ini juga dibebani oleh adanya forced block sales di Wall Street.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500