Pascadigoyang 'Bandar', Tio Saham ANTM-TINS-INCO Ngamuk!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
30 March 2021 09:43
A worker uses the tapping process to separate nickel ore from other elements at a nickel processing plant in Sorowako, South Sulawesi Province, Indonesia March 1, 2012. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah kemarin (29/3/2021) ambles dan banyak dilepas investor termasuk asing, trio emiten saham sektor nikel langsung kembali melaju di zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (30/3).

Ketiga emiten tersebut, ialah PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Selain itu, penguatan ketiganya diikuti oleh dua emiten nikel lainnya.

Berikut saham-saham nikel yang menghijau pagi ini, pukul 09.12 WIB mengacu data BEI.

  1. Aneka Tambang (ANTM), saham +2,65%, ke Rp 2.320, transaksi Rp 116 M

  2. Timah (TINS), +2,44%, ke Rp 1.680, transaksi Rp 12 M

  3. Vale Indonesia (INCO), +1,32%, ke Rp 4.600, transaksi Rp 7 M

  4. Central Omega Resources (DKFT), +1,23%, ke Rp 165, transaksi Rp 59 juta

  5. Pelat Timah Nusantara (NIKL), +0,85%, ke Rp 1.190, transaksi Rp 21 juta

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham emiten nikel pelat merah ANTM mencatatkan penguatan tertinggi dibandingkan yang lainnya, yakni 2,65% ke posisi Rp 2.320/saham. Meskipun menguat, asing malah melakukan jual bersih senilai Rp 2,30 miliar.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 116 miliar. Praktis, ANTM menjadi saham nomor satu dengan nilai transaksi tertinggi pada pagi ini.

Di tempat kedua, ada saham emiten pelat merah lainnya, TINS, yang melonjak 2,44$ ke Rp 1.680/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar 12 miliar.

Penguatan ini diwarnai aksi beli asing sebesar Rp 2,04 miliar.

Tidak hanya ANTM-TINS, INCO juga ikut menguat 1,32% ke posisi Rp 4.600/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 7 miliar. Menguatnya saham INCO ditopang oleh aksi beli bersih asing sebesar Rp 2,03 miliar.

Informasi saja, terdapat dua sentimen positif utama baru-baru ini untuk saham emiten-emiten nikel.

Pertama, kabar baik dari perkembangan seputar investasi dan rencana Tesla ke Indonesia. Asal tahu saja, nikel merupakan salah satu bahan baku dalam produksi baterai kendaraan listrik.

Sebelumnya, dalam CNBC Indonesia Mining Forum dengan Tema "Prospek Industri Minerba 2021", Rabu (24/3), Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali menyebut rencana produsen mobil listrik Tesla Inc untuk berinvestasi di Indonesia.

Rencana investasi Tesla tersebut terkait dengan hilirisasi nikel terutama menjadi baterai.

Selain Tesla, beberapa perusahaan internasional telah masuk ke Indonesia dalam rangka pembuatan baterai. Perusahaan tersebut antara lain LG Chem dan CATL. Sementara, beberapa perusahaan telah masuk dalam industri smelter Nikel yang menjadi bahan baku baterai.

Kedua, selain kabar baik dari Tesla, pengumuman holding perusahaan baterai di Indonesia juga menjadi sentimen positif bagi saham nikel pada Jumat lalu.

Pada Jumat (26/3), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi mengumumkan pendirian Indonesia Battery Holding (IBH) yang bernama lengkap Indonesia Battery Corporation (IBC).

Sebelumnya, pada penutupan Senin (29/3), ketiga saham tersebut kompak ambles. ANTM anjlok dan menyentuh auto rejection bawah (ARB) 7,00% ke Rp 2.260/saham.

Sementara, TINS ambles 6,29% ke Rp 1.640/saham dan INCO melorot 2,99% ke Rp 4.540/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trio INCO-TINS-ANTM Suram? Tesla Cari Nikel ke Negara Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular