Analisis Teknikal

Harap-harap Cemas, Rupiah Lewati Rp 14.500/US$ Gak Yah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 March 2021 09:23
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,21% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.440/US$ pada perdagangan awal pekan kemarin. Dolar AS masih begitu perkasa, tidak hanya melawan rupiah tetapi juga terhadap mata uang utama Asia lainnya.

Perkasanya dolar AS bahkan terjadi meski data inflasi masih lemah. Inflasi AS (yang dicerminkan oleh Personal Consumption Expenditure/PCE inti) pada Februari 2021 ada di 1,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Melambat dibandingkan laju Januari 2021 yang sebesar 1,5%.

Inflasi merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) untuk merubah kebijakan moneternya, ketika inflasi masih lemah, maka kebijakan moneter ultralonggar masih akan dipertahankan.

Dolar AS seharusnya tertekan, tetapi nyatanya masih tetap perkasa. Pada perdagangan hari ini pun, Selasa (30/3/2021), rupiah masih akan kesulitan untuk menguat. Pada pembukaan perdagangan, rupiah stagnan di Rp 14.440/US$. 

Secara teknikal, rupiah kini berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas tiga MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

Meski demikian, Selasa (9/3/2021) rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Rupiah meski belakangan terus melemah setelah muncul pola Shooting Star tersebut, tetapi masih belum melewati ekor (tail) pola tersebut di kisaran Rp 14.470/US%
Potensi penguatan rupiah diperbesar oleh indikator stochastic berada di dekat wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang sudah berada di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama membuka ruang bangkitnya rupiah.

Support terdekat di kisaran Rp 14.400/US$, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke MA 200 di kisaran Rp 14.350-14.360/US$.

Sementara selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.470/US$ sebelum menuju Rp 14.500/US$ jika level tersebut ditembus. Tekanan bagi rupiah akan semakin besar jika Rp 14.500/US$ juga dilewati.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri Resesi! IHSG Ambrol 2,6%, Rupiah Tak Mampu Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular