
Raja Nyungsep Hari Ini ANTM & Kena ARB, tapi IKAN kena ARA

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menguat sepanjang sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal ditutup di zona hijau hari ini. IHSG turun 0,46% ke posisi 6.166,82 pada penutupan sesi II perdagangan, Senin (29/3/2021).
Menurut data BEI, ada 204 saham naik, 287 saham merosot dan 144 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,44 triliun dan volume perdagangan mencapai 15,06 miliar saham.
Investor asing pasar saham keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 39,23 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 84,87 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (29/3).
Top Gainers
Era Mandiri Cemerlang (IKAN), saham +34,86%, ke Rp 147, transaksi Rp 55,6 M
Bintang Mitra Semestaraya (BMSR), +31,58%, ke Rp 125, transaksi Rp 6,9 M
Sanurhasta Mitra (MINA), +23,44%, ke Rp 79, transaksi Rp 12,2 M
Asia Pacific Fibers (POLY), +10,77%, ke Rp 72, transaksi Rp 6,5 M
Guna Timur Raya (TRUK), +9,55%, ke Rp 218, transaksi Rp15,5 M
Top Losers
Planet Properindo Jaya (PLAN), saham -10,00%, ke Rp 27, transaksi Rp 1,7 M
Aneka Tambang (ANTM), -7,00%, ke Rp 2.260, transaksi Rp 1,1 T
Bumi Resources Minerals (BRMS), -6,90%, ke Rp 81, transaksi Rp 17,9 M
Waskita Karya (WSKT), -6,67%, ke Rp 1.260, transaksi Rp 202,3 M
Bank Ganesha (BGTG), -6,41%, ke Rp 146, transaksi Rp 15,2 M
Hari ini, saham emiten produsen dan pemasok produk makanan laut IKAN menjadi jawara top gainers.
Setelah langsung terjatuh ke Rp 102/saham pada awal perdagangan tadi pagi sampai sekitar pukul 14.05 WIB, di penghujung sesi II hari ini saham IKAN berhasil melesat menyentuh auto rejection atas (ARA).
Kenaikan saham IKAN mencapai 34,86% ke Rp 147/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 55,6 miliar.
Praktis, dengan penguatan hari ini saham IKAN menghentikan penurunan selama dua hari pada pekan lalu. Dalam sepekan saham in melejit 61,54%, sementara dalam sebulan 'terbang' 129,69%.
Berbeda, saham emiten perhotelan PLAN menjadi pecundang sebagai top losers dengan ambrol melewati batas auto rejection bawah (ARB) maksimal 7%, yakni 10,00% ke harga Rp 27/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,7 miliar.
Sebagai informasi, PLAN termasuk emiten yang tercatat di papan akselerasi sehingga harga sahamnya bisa berada di bawah Rp 50/saham.
Pihak BEI menyatakan, saat ini batasan harga saham terendah bisa di bawah Rp 50 per saham, artinya batasan harga saham terendah bisa mencapai Rp 1 per saham melalui papan akselerasi.
Asal tahu saja, ada tiga papan perdagangan yakni Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Akselerasi.
Berdasarkan lampiran keputusan direksi BEI Nomor Kep/BEI/2018 dijelaskan, Papan Akselerasi mengakomodasi perusahaan dengan aset skala kecil atau skala menengah untuk mencatatkan saham di BEI.
Dengan pelemahan ini, PLAN sudah ambles 30,77% dalam sepekan, sementara sudah anjlok 69,32% dalam sebulan terakhir.
Sebelumnya, otoritas bursa telah mensuspensi atau menghentikan perdagangan saham PLAN beserta waran perseroan (PLAN-W) pada 23-24 Maret 2021, lantaran terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.
Sementara, duo emiten nikel pelat merah, ANTM dan PT Timah Tbk (TINS) juga 'nangkring' di daftar top losers.
ANTM ambrol dan menyentuh ARBĀ 7,00% ke Rp2.260/saham. Nilai transaksi sebesar Rp 1,1 triliun. Asing tercatat menjual saham perusahaan yang juga memproduksi emas ini sebesar Rp 104,60 miliar.
Setelah pada Jumat saham ANTM melejit 11,47%, para pelaku pasar tampaknya ramai-ramai melakukan aksi ambil untung (profit taking) hari ini.
Setali tiga uang, TINS juga tersungkur di posisi enam top losers sebesar 6,29% ke Rp 1.640/saham dengan nilai transaksi RP 156,3 miliar.
Mirip dengan ANTM, para pelaku pasar rupanya melakukan aksi profit taking di saham ini setelah pada Kamis (25/3) dan Jumat pekan lalu (26/3) ditutup melonjak secara berturut-turut, 2,47% dan 5,42%.
Amblesnya duo nikel di atas, diikuti oleh melorotnya tiga saham nikel lainnya. Vale Indonesia (INCO), misalnya, terkoreksi 2,99% ke Rp 4.540/saham.
Kemudian, Pelat Timah Nusantara (NIKL) tergerus 3,28% ke Rp1.180/saham dan Central Omega Resources (DKFT) terdepresiasi 1,21% ke Rp 163/saham.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit