
Menanti Inflasi & PMI, IHSG Masih Jalan di Tempat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten bergerak di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan Senin (29/3/2021), di tengah antisipasi kabar positif terkait rilis inflasi dan aktivitas manufaktur.
Indeks acuan bursa nasional tersebut naik 0,16% ke level 6.205,56. Sebanyak 249 saham menguat, 224 tertekan dan 146 lainnya flat. Namun transaksi bursa kian surut dengan hanya sekitar 8 miliar saham diperdagangkan, sebanyak 605.000-an kali.
Nilai transaksi bursa pun hanya sebesar Rp 4,95 triliun. Investor asing memilih memburu saham sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 68,3 miliar di pasar reguler.
Hari ini, pasar mencermati rilis data indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) manufaktur versi Markit periode Maret 2021. Konsensus Reuters dan Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur RI pada Maret melanjutkan ekspansi ke angka 52 dari angka bulan sebelumnya pada 50,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Jika di atas 50 maka dunia usaha terindikasi masih melakukan ekspansi. Selain PMI manufaktur, data ekonomi yang akan dirilis pekan ini adalah data inflasi periode Maret 2021.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Maret 2021 sebesar 0,08% secara bulanan (month on month/mom). Adapun secara tahun kalender, inflasi RI sebesar 0,44% dan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,36%.
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.250. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.200.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 53 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500