
Pelajaran dari AS: Vaksinasi Cepat, Mata Uang Menguat!

Situasi ini bisa terjadi karena AS begitu cepat dalam menggelar vaksinasi anti-virus corona. Presiden AS Joseph 'Joe' Biden memang punya target tinggi dalam hal vaksinasi. Saat jumpa pers Gedung Putih pekan lalu, pengganti Donald Trump itu yakin bisa menyuntikkan 200 juta dosis vaksin anti-virus corona dalam 100 hari pertama pemerintahannya.
Our World in Data melaporkan, jumlah vaksin yang sudah disuntikkan ke lengan rakyat Negeri Adidaya per 27 Maret 2021 mencapai 140,18 juta dosis. Rata-rata tujuh harian vaksinasi adalah 2,68 juta dosis per hari. So, target Biden bisa tercapai jika laju vaksinasi bisa dijaga di level yang sekarang, apalagi kalau bisa ditingkatkan.
Sementara di Eropa, yang kini menjadi sorotan, kondisinya sedang tidak menggembirakan. Penggunaan vaksin bikinan AstraZeneca-Universitas Oxford ditangguhkan di berbagai negara Benua Biru karena kekhawatiran soal efek samping seperti pembekuan darah (blood clotting).
Eropa pun terserang apa yang disebut gelombang serangan ketiga (third wave outbreak). Akibatnya, berbagai negara besar seperti Jerman, Prancis, dan Belanda kembali menerapkan karantina wilayah alias lockdown.
Oleh karena itu, jangan senang dulu saat jumlah pengangguran di AS turun dan vaksinasi semakin cepat. Sebab di bagian bumi yang lain, situasinya masih penuh keprihatinan. Ini akan menjadi risiko bagi pemulihan ekonomi global yang kemudian menyebabkan instabilitas di pasar keuangan sehingga investor belum terlalu masuk ke pasar negara-negara berkembang Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
