
Catat! Bulan Depan Luhut-Erick-Lutfi ke AS, Bahas Tesla Pak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perwakilan Pemerintah Indonesia melalui Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) pada April mendatang.
Tujuannya ialah membuka opsi kerja sama bagi Indonesia Battery Corporation (IBC) yang pendiriannya baru saja diumumkan dalam konferensi pers Jumat lalu (26/3/2021).
IBC adalah perusahaan patungan empat BUMN yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum alias MIND ID, anak usahanya yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero), dengan porsi saham masing-masing 25%.
Erick Thohir menyampaikan pemerintah memang membuka opsi untuk bekerjasama tak hanya dengan dua raksasa baterai listrik global LG Energy Solution asal Korea Selatan (Korsel) dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) asal China, tapi juga investor AS dan Jepang.
Sebab itulah pada bulan depan pihaknya akan berkunjung ke AS dan Jepang.
"Kita juga membuka kerja sama, tidak hanya CATL dan LG Chem [induk LG Energy Solution] tapi juga yang lainnya. Karena itu pada April pertengahan ini pak Luhut, Mendag dan saya ke AS melihat potensi kerja sama dengan pihak di AS," kata Erick optimistis, Jumat (26/3).
Erick bersama Luhut dan Lufti juga berencana ke Jepang untuk membicarakan investasi serupa.
"Ke Jepang juga, ingin bicara hal yang sama," kata Erick didampingi Wamen BUMN I Pahala Nugraha Mansury.
Erick menargetkan dengan adanya IBC, nantinya Indonesia tak hanya akan menjadi pasar bagi produk hilirisasi industri baterai di dunia. Namun kehadiran IBC diharapkan juga dapat memberikan nilai tambah bagi produk untuk diproses terlebih dahulu di dalam negeri.
"Jangan terpikir IBC berdiri kita monopoli berpartner 1-2 pihak, tapi banyak pihak tapi harus terkonsolidasi, kalau tidak nanti hilirisasi tidak berjalan dengan baik dan akhirnya hanya mengalihkan kekayaan bangsa kita kepada bangsa lain dan market di luar negeri untuk pembesaran baru masuk ke dalam negeri," kata Erick.
"Jadi bukan monopoli tapi jadikan perusahaan ini [IBC] lalu lintas jadi value added dan bargaining point yang selama ini kita [cuma] jadi market saja," katanya.
Dia menjelaskan, investasi yang dibutuhkan mencapai US$ 17 miliar atau setara dengan Rp 238 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
"Tadi pak Wamen [Pahala] menjelaskan tatal investasi US 17 miliar, keperluannya bertahap, tapi 1-2 tahun pertama investasi tambang, lalu smelter dan katoda-nya dan prekursornya," jelasnya.
Erick mengatakan mitra yang digandeng IBC punya rekam jejak global yang baik sehingga menimbulkan kepercayaan diri bagi IBC.
"Kita bisa liat ga malu-malu, karena partner dengan global player CATL kalau tidak salah nomor 1 dunia EV battery, LG Chem nomor 2."
"Kita ga mau malu-maluin makanya sejak awal saya dorong Pertamina, PLN raksasa energi terbesar Indonesia dan MIND ID raksasa pertambangan RI yang punya Freeport, Antam, Timah, PTBA [Bukit Asam] untuk bergabung karena kita ingin jadi global player dengan alih teknologi sehingga penguasaan pasar ke depan jadi kita ga jadi market saja," tegas Erick.
Dia menjelaskan permodalan ada dua, CATL berinvestasi lebih dari US$ 5 miliar, sementara LG Chem kurang lebih US$ 13-17 miliar.
"Ini sebuah partnership yang besar banget," katanya.
"Kita terbuka untuk bekerjasama dengan siapapun. Hanya saja harus memenuhi tiga kriteria, yakni mendatangkan investasi pada sepanjang rantai nilai, membawa teknologi, dan pasar regional atau global. Tiga syarat itu penting agar seluruh rantai nilai di industri EV battery ini dapat dibangun secara terintegrasi melalui sinergi yang strategis," jelasnya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Luhut juga sempat menyebut rencana produsen mobil listrik Tesla Inc untuk berinvestasi di Indonesia. Rencana investasi Tesla ini terkait dengan hilirisasi nikel terutama menjadi baterai.
"Hilirisasi nikel kerjasama pertambangan hingga hilir termasuk dengan Tesla kita ada progress, Saya kira gak terlalu lama kita akan dengar progress baik dengan Tesla," ujar Luhut dalam CNBC Indonesia Mining Forum dengan Tema "Prospek Industri Minerba 2021", Rabu (24/3/2021).
Selain Tesla, beberapa perusahaan internasional telah masuk ke Indonesia dalam rangka pembuatan baterai, termasuk LG Chem dan CATL. Sementara, beberapa perusahaan telah masuk dalam industri smelter nikel yang menjadi bahan baku baterai.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN
