
Rupiah KO vs Dolar AS, Tapi Menang vs Eropa-Asia

Benua Biru memang lagi-lagi terguncang karena wabah virus corona (Corona Virus Disease-2019/ Covid-19). Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di Eropa per 24 Maret 2021 adalah 43.099.204 orang. Bertambah 207.424 orang dibandingkan hari sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata penambahan pasien positif adalah 215.930 orang per hari. Lebih tinggi dibandingkan rata-rata sepekan sebelumnya yaitu 192.688 orang per hari.
Perkembangan ini membuat sejumlah negara kembali memberlakukan kebijakan karantina wilayah. Jerman memperpanjang lockdown hingga 18 April 2021, sehingga masyarakat Negeri Panser terpaksa merayakan musim libur Hari Paskah #dirumaaja.
"Ide penutupan aktivitas masyarakat saat Hari Paskah disusun untuk tujuan yang baik. Kita sangat perlu untuk menghentikan gelombang serangan ketiga (third wave outbreak). Ini adalah tanggung jawab saya seorang, saya memohon maaf kepada seluruh rakyat Jerman," kata Angela Merkel, Kanselir Jerman, sebagaimana diwartakan Reuters.
Prancis juga menerapkan lockdown di tujuh daerah, termasuk ibu kota negara, Paris selama sebulan. Jam malam pun diberlakukan yaitu pukul 19:00.
Pemerintah Belanda juga memperpanjang lockdown hingga 20 April 2021. Warga Negeri Kincir Angin dianjurkan untuk tidak bepergian ke luar negeri sampai 15 Mei 2021. Jam malam juga diberlakukan yaitu pukul 22:00.
"Angka pasien positif corona yang membutuhkan perawatan intensif meningkat. Gelombang serangan ketiga mula terlihat nyata, itu yang membuat kebijakan ini (lockdown) diperpanjang. Kita harus menghadapi ini bersama-sama," kata Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, seperti dikutip Reuters.
Phillip Lane, Kepala Ekonom Bank Sentral Uni Eropa (Europe Central Bank/ECB), mengungkapkan bahwa ekonomi Eropa tahun ini diperkirakan tumbuh 4%. Ini sudah memasukkan faktor lockdown.
Namun Lane memperingatkan bahwa kuartal II-2021 sepertinya bakal lumayan berat. "Sekarang kita akan segera masuk ke kuartal II, yang sepertinya bakal terasa lama," ujarnya kepada CNBC International.
Dinamika ini membuat pelaku pasar mencemaskan prospek pemulihan ekonomi dunia. Ada kemungkinan laju pertumbuhan ekonomi tidak akan secepat perkiraan sebelumnya jika lockdown masih saja terjadi.
Namun, sepertinya rupiah diuntungkan dari third wave Covid-19 di Eropa. Walaupun sentimen pekan ini memburuk, namun nyatanya rupiah mampu melibas tiga mata uang Eropa sepanjang pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]
