Stagnan Seharian, Rupiah Akhirnya Menguat ke Rp 14.410/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 March 2021 15:57
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah nyaris stagnan sepanjang perdagangan Jumat (26/3/2021).

Tanda-tanda rupiah rupiah akan menguat sebenarnya sudah terlihat sejak siang tadi, dimana pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat ketimbang pagi tadi.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.420/US$. Rupiah sempat melemah 0,17% ke Rp 14.445/US$, tetapi setelahnya kembali stagnan Rp 14.420/US$ nyaris sepanjang hari.

Namun, di penutupan perdagangan rupiah berhasil menguat 0,07% ke Rp 14.410/US$.

Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS hari ini, hanya yen Jepang yang melemah. Hingga pukul 15:07 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,45%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Menguatnya mayoritas mata uang Asia menunjukkan sentimen pelaku pasar yang sedang bagus. Hal tersebut terindikasi dari penguatan bursa saham AS (Wall Street) Kamis kemarin, dan berlanjut ke bursa Asia dan Eropa hari ini.

Sebelumnya, dolar AS sedang kuat-kuatnya yang terlihat dari indeksnya yang naik hingga ke level tertinggi 4 bulan.

Dolar AS memang sedang kuat akibat ekspektasi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam di tahun ini.

Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, Jerome Powell, melakukan rapat kerja dengan Kongres AS dalam 2 hari terakhir. Powell pada kesempatan kali ini menyebut perekonomian AS akan sangat kuat di tahun 2021.

"(Perekonomian AS) akan sangat-sangat kuat pada tahun ini. Kemungkinan besar seperti itu," tegas Powell menjawab pertanyaan tentang prospek ekonomi Negeri Paman Sam, Rabu (25/3/2021).

Pulihnya perekonomian AS bisa menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk juga. Kabar baiknya, ketika negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia ini pulih, negara-negara lainnya juga akan terkerek bangkit. Sebab roda bisnis akan berputar lebih cepat, ekspor ke Negeri Paman Sam akan meningkat.

Tetapi kabar buruknya, ada risiko terjadinya capital outflow dari negara-negara emerging market menuju Amerika Serikat. Sehingga mata uang emerging market seperti rupiah mengalami tekanan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular