Ini Dia 8 Kabar Teranyar dari Pasar, Simak Buat Cari Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 March 2021 08:32
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual pelaku pasar asing yang cukup massif membuat laju bursa saham domestik terbenam di zona merah pada perdagangan Kamis kemarin.  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ditutup melemah sebesar 0,54% ke level 6.122,87 poin.

Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi harian mencapai Rp 10,43 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,13 juta kali. Sedangkan, pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 318,93 miliar.

Sebelum memulai perdagangan hari ini, cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan menjelang akhir pekan ini, Jumat (26/3/2021):

1. BRI Bagi-bagi Dividen Rp12,1 T, Setor ke Negara Rp6,8 T

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau Bank BRI menyetujui salah satu agenda perusahaan yakni pembagian dividen atas laba bersih tahun 2020.

Perseroan akan membagikan dividen sebesar Rp 12,1 triliun atau 65% dari total laba bersih Bank BRI tahun lalu senilai Rp 18,65 triliun. Sementara itu sisanya sebesar 35% atau sebesar Rp 6,5 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.

"Menetapkan penggunaan laba bersih tahun buku 2020 sebesar Rp 18,654 triliun, penggunaan ditetapkan sebagai dividen 65%, atau sebesar Rp 12 triliun dibagikan kepada pemegang saham" kata Wakil Direktur Utama Bank BRI Catur Budi Harto, dalam paparan virtual usai RUPST, di Jakarta, Kamis ini (25/3/2021).

2. Laris Manis, Global Bond BNI Rp 7 T Oversubscribed 4,4 X

Di tengah kondisi ekonomi yang menantang akibat pandemi, rencana penerbitan Tier 2 Subordinated Notes PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp 14.000 per US$ mendapat respons positif dari investor global.

Hal ini ditandai dengan permintaan yang masuk mencapai US$ 2,2 miliar atau kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,4 kali dari nilai yang diterbitkan.

"Tingginya permintaan dari para investor global ini menjadi indikasi baiknya tingkat kepercayaan investor asing kepada perseroan jika melihat kinerja dan strategi perseroan di tengah pandemi saat ini, serta kepercayaan investor global terhadap proses pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, dalam keterangan resmi, Kamis (25/3/2021).

Sebelumnya, BNI telah menyelesaikan aktivitas penjajakan pasar (roadshow) serta pricing terkait penerbitan surat utang dengan tingkat bunga sebesar 3,75% per tahun dengan tenor 5 tahun ini. Penerbitan direncanakan untuk selesai pada 30 Maret 2021.

3. Perusahaan Luhut Bangun Mini Hidro di Lampung

Anak perusahaan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), PT Adimitra Energi Hidro (AEH), menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hydro yang berlokasi di Pekan Way Petai, Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat.

Mengacu pengumuman yang disampaikan perusahaan yang sahamnya dimiliki Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ini, AEH akan membangun pembangkit dengan kapasitas sebesar 2x3 megawatt.

Selain itu, AEH melakukan penjualan listrik kepada PLN untuk jangka waktu 25 tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu PJBTL, AEH akan menyerahkan pembangkit listrik ke PLN. Pertimbangan dilakukannya kontrak kerja sama dengan PLN ini untuk pengembangan usaha TBS Energi di bidang kelistrikan

4. BEI: Minat IPO Tinggi, 26 Calon Emiten Antre Listing

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan sampai dengan 18 Maret 2021, sudah ada 26 perusahaan dalam pipeline rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), jumlahnya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebanyak 16 perusahaan.

"Walaupun dalam kondisi new normal terkait pandemi Covid-19, sampai dengan 18 Maret 2021, pipeline IPO saham lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam keterangan resmi, Kamis ini (25/3/2021).

Pernyataan ini disampaikan dalam acara webinar bertajuk "Membangun Equity Story yang Solid dalam Masa Ketidakpastian", yang digelar sejak 18-25 Maret ini bersama PwC Indonesia.

Nyoman menilai, kenaikan jumlah pipeline IPO ini menandakan minat yang tinggi dari para pengusaha untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal pada kondisi saat ini.

5. Ikut Arahan Erick Thohir, Pupuk Kaltim Siap IPO

Anak usaha Holding BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) membuka opsi untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebagai salah satu strategi dalam pengembangan perusahaan.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan ini merupakan bagian dari rencana bisnis perusahaan dalam 5 tahun ke depan di mana perusahaan menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 35 triliun.

"Ada banyak cara bagi sebuah perusahaan mendapatkan sumber pendanaan, tidak terkecuali melalui jalur IPO. Kami di PT Pupuk Kalimantan Timur senantiasa mengkaji berbagai kemungkinan untuk mendapatkan pendanaan perusahaan. Namun yang terpenting bagi kami adalah terus mempertahankan kinerja dan performa bisnis serta tata kelola perusahaan yang baik," kata Rahmad kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/3/2021).

6. Rudy Tanoesoedibjo Kembali Borong Saham ZBRA Miliaran Rupiah

Kakak kandung taipan Hary Tanoesoedibjo, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo alias Rudy Tanoe baru saja menambah kepemilikan saham dirinya di emiten taksi asal Surabaya, PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA).

Berdasarkan surat kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di keterbukaan informasi di website Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (24/3/2021), Rudy menyampaikan telah membeli saham ZBRA sebanyak 14,45 juta atau 14.452.200 lembar saham.

Adapun saham tersebut dibeli pada harga penjualan senilai Rp 362. Transaksi pembelian saham ini senilai Rp 5,23 miliar. Sementara, transaksi pembelian saham tersebut dilaksanakan pada Selasa (23/3/2021). Dengan demikian, total kepemilikan saham Rudy Tanoe di ZBRA menjadi 15,48 juta atau 15.482.300 lembar saham. Jumlah ini setara dengan 1,82% dari total jumlah saham ZBRA.

7.Serap Saham ARTO, tapi Kepemilikan Jerry Ng & WTT Terdilusi

Pemegang saham pengendali emiten bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan PT Wealth Track Technology Limited, menambah kepemilikan saham perseroan tapi persentase kepemilikan menyusut atau terdilusi.

Dalam pengumuman yang disampaikan Direktur PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), Anika Faisal, MEI membeli sebanyak 42,60 juta saham Bank Jago di harga Rp 2.350 per saham. Nilai transaksi ini mencapai Rp 100,11 miliar dan telah dilaksanakan pada 12 Maret 2021.

"Tujuan dari transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan langsung," kata Anika Faisal, dalam keterangan resmi, Kamis (25/3/2021).

8. Perhatian Investor! Catat Jadwal Stock Split Saham ERAA

Emiten ritel telepon seluler (ponsel) PT Erajaya Swasembada (ERAA) bakal segera mengeksekusi rencana pemecahan nilai sahamnya (stock split). Aksi perusahaan ini akan mulai efektif pada 31 Maret 2021 mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), 31 Maret merupakan jadwal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi. Sedangkan untuk pasar tunai, perdagangan saham dengan nilai nominal baru ini akan jatuh pada 5 April 2021.

Dengan demikian yang perlu diperhatikan oleh pemegang saham, 30 Maret 2021 merupakan hari perdagangan terakhir saham ERAA dengan nominal lama di harga Rp 500/saham, sehingga esok harinya nominal saham ini sudah dipecah menjadi Rp 100/saham.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular