Eropa 'Dikunci', Rupiah Melemah (Lagi)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 March 2021 09:32
Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari bank BJB yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Sentimen eksternal yang memburuk membuat laju mata uang Tanah Air begitu berat.

Hari ini, Kamis (25/3/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.420 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya alias stagnan.

Namun beberapa menit kemudian rupiah masuk jalur merah. Pada pukul 09:07 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.440 di mana rupiah melemah 0,14%.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot di posisi Rp 14.420/US$ atau melemah 0,21%. Sepanjang bulan ini, rupiah sudah melemah 1,19% secara point-to-point.

Akhir-akhir ini, penguatan rupiah seperti badak bercula satu. Langka. Sejak awal Maret 2021, rupiah hanya empat kali finis di hijau hijau.

Halaman Selanjutnya --> Hati-hati, Risiko Sedang Tinggi

Rupiah memang mesti waspada karena risiko di pasar sedang tinggi. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York berakhir merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun tipis 0,09%, S&P 500 berkurang 0,55%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,01%.

"Mood di pasar sedang rapuh. Optimisme yang membuat pasar saham reli selama 2-3 pekan mereda seiring gelombangan serangan ketiga d Eropa dan lockdown (karantina wilayah)," kata Michael Hewson, Chief Market Analyst di CMC Markets, seperti dikutip dari Reuters.

Ya, Benua Biru memang lagi-lagi terguncang karena wabah virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di Eropa per 24 Maret 2021 adalah 43.099.204 orang. Bertambah 207.424 orang dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, rata-rata penambahan pasien positif adalah 215.930 orang per hari. Lebih tinggi dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 192.688 orang per hari.

Perkembangan ini membuat sejumlah negara kembali memberlakukan kebjakan karantina wilayah. Jerman memperpanjang lockdown hingga 18 April 2021 sehingga masyarakat Negeri Panser terpaksa merayakan musim libur Hari Paskah #dirumaaja.

"Ide penutupan aktivitas masyarakat saat Hari Paskah disusun untuk tujuan yang baik. Kita sangat perlu untuk menghentikan gelombang serangan ketiga (third wave outbreak). Ini adalah tanggung jawab saya seorang, saya memohon maaf kepada seluruh rakyat Jerman," kata Angela Merkel, Kanselir Jerman, sebagaimana diwartakan Reuters.

Prancis juga menerapkan lockdown di tujuh daerah, termasuk ibu kota Prancis, selama sebulan. Jam malam pun diberlakukan yaitu pukul 19:00.

Pemerintah Belanda juga memperpanjang lockdown hingga 20 April 2021. Warga Negeri Kincir Angin dianjurkan untuk tidak bepergian ke luar negeri sampai 15 Mei 2021. Jam malam juga diberlakukan yaitu pukul 22:00.

"Angka pasien positif corona yang membutuhkan perawatan intensif meningkat. Gelombang serangan ketiga mula terlihat nyata, itu yang membuat kebijakan ini (lockdown) diperpanjang. Kita harus menghadapi ini bersama-sama," kata Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, seperti dikutip Reuters.

Phillip Lane, Kepala Ekonom Bank Sentral Uni Eropa (ECB), mengungkapkan bahwa ekonomi Eropa tahun ini diperkirakan tumbuh 4%. Ini sudah memasukkan faktor lockdown.

Namun Lane memperingatkan bahwa kuartal II-2021 sepertinya bakal lumayan berat. "Sekarang kita akan segera masuk ke kuartal II, yang sepertinya bakal terasa lama," ujarnya kepada CNBC International.

Dinamika ini membuat pelaku pasar mencemaskan prospek pemulihan ekonomi dunia. Ada kemungkinan laju pertumbuhan ekonomi tidak akan secepat perkiraan sebelumnya jika lockdown masih saja terjadi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular