
Heboh Sejak Perang Dingin, Ini Kegunaan Logam Tanah Jarang

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Selama dua puluh tahun terakhir, terjadi ledakan permintaan terhadap logam tanah jarang (LTJ). Penyebabnya, logam ini mulai banyak digunakan sebagai salah satu komponen untuk banyak produk.
Jika diingat-ingat, dua puluh tahun lalu sangat sedikit orang yang memiliki telepon genggam, tapi lihat sekarang, lebih dari 5 miliar orang di dunia memiliki perangkat seluler. Penggunaan logam tanah jarang di perangkat komputer dan elektronik membuat teknologi logam tanah jarang ikut berkembang pesat.
Penggunaan LTJ dapat dilacak hingga 2 abad lalu sejak penambang asal Swedia menemukan LTJ pertama dan menamakannya dengan kota dimana unsur tersebut ditemukan, yttrium pertama kali ditemukan tahun 1788.
Memasuki abad ke-19, pertarungan untuk menemukan elemen baru pada tabel periodik, termasuk di dalamnya LTJ, menjadi kontestasi prestisius di kalangan kimiawan Eropa. Akan tetapi LTJ baru mulai digunakan secara signifikan pada pertengahan abad ke-20.
Sebelum tahun 1960-an permintaan terhadap LTJ bisa dibilang sangat kecil, lonjakan pertama terhadap permintaan logam ini terjadi di pertengahan tahun 1960-an ketika perangkat televisi berwarna mulai diperkenalkan ke pasar.
Europium adalah material penting untuk menghasilkan gambar yang berwarna.
Selanjutnya kemelut perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet membawa LTJ ke babak baru. Pada masa ini terjadi peningkatan besar-besaran terhadap riset pemerintah, tak terkecuali terkait LTJ.
Peneliti angkatan udara AS berhasil mengembangkan magnet dari unsur samarium-kobalt yang memiliki sifat magnetisme yang sangat kuat, dan tetap masih kuat meski dalam kondisi panas. Teknologi ini memungkinkan AS menciptakan instrumen radar yang lebih unggul.
Soviet tak mau ikut ketinggalan, ahli metalurgi mereka menciptakan aluminium yang lebih kuat dan ringan menggunakan scandium di tahun 80-an mendekati akhir perang dingin.
Teknologi ini mampu mengikatkan kemapuan pesawat tempur MiG-29 milik mereka. Riset laser mereka bermuara pada pengembangan laser pengukur jarak terbaru untuk keperluan militer yang menggunakan yttrium.
Sektor swasta juga turut ambil peran, riset perusahaan dan industri menghasilkan produk baru bagi konsumen yang menggunakan logam tanah jarang.
Penelitian baterai pada 1970-an dan 1980-an mengarah pada pengembangan baterai nikel-logam hidrida, yang menggunakan lantanum dan neodimium.
Baterai ini dapat diisi berulang kali sembari mampu menahan banyak energi sehingga menjadi populer digunakan dalam perangkat portabel elektronik, seperti kamera video pada 1990-an. Teknologi ini juga digunakan pada mobil hybrid, seperti Toyota Prius, yang dirilis pada 2001.
Para peneliti di General Motors mematenkan magnet neodimium-iron-boron pada 1980-an dan menciptakan sebuah perusahaan, Magnequench, yang memproduksi magnet permanen yang ringan, kuat, yang digunakan pada power window dan kunci pintu, perangkat windshield wiper kaca depan, dan starter mesin elektrik pada mobil.
Penggunaan LTJ pada perangkat elektronik berkembang selama tahun 90-an dan 2000-an. Pada awal 90-an Bell Labs mengembangkan fiber menggunakan erbium untuk meningkatkan sinyal dalam kabel fiber optik.
Teknologi ini memungkinkan terciptanya jaringan global dan mampu menurunkan biaya panggilan telepon jarak jauh dan sekarang umum digunakan sebagai pembawa data internet.
Perilisan iPhone pertama pada tahun 2008 menunjukkan seberapa jauh kemajuan LTJ baik secara metalurgi maupun aplikasinya. Ponsel cerdas saat ini menggunakan lantanum untuk mengurangi distorsi pada lensa kamera, magnet neodimium digunakan pada pengeras suara, serta yttrium dan erbium digunakan untuk mencerahkan layar ponsel yang lebih hemat energi.
BERSAMBUNG KE HALAMAN BERIKUTNYA >>>>