
Ini Sederet Saham yang Jadi Biang Kerok IHSG Drop 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka ambruk pada perdagangan pagi ini. Dibuka merah 0,34% ke level 6.231,71. IHSG sempat terdepresiasi1,30% ke level 6.171,68. Saat ini terpantau IHSG masih beradada di zona koreksi setelah anjlok 0,56% ke level 6.217,51
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 30 miliar di pasar reguler.
Berikut saham-saham yang menyebabkan IHSG ambruk pada perdagangan hari ini.
Tak lain dan tak bukan, saham yang mendorong indeks ke zona koreksi adalah saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang meskipun hanya terkoreksi 1,07% akan tetapi mendorong indeks hingga 7,45 poin.
Selanjutnya terpantau di posisi kedua saham perbankan lain terpaksa menghalau laju indeks ke zona hijau. Adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terkoreksi 2,62% dan memberatkan indeks 7 poin.
Selain kedua saham perbankan raksasa tersebut ternyata pemberat indeks adalah saham-saham yang notabene tergolong big caps alias memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun.
Di posisi ketiga dan keempat muncul nama Big Cap PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang masing-masing terkoreksi 2,41% dan 1,11% dan memberatkan indeks 2,93 dan 2,48 poin.
Terakhir muncul nama emiten milik Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang koreksi 1,38% dan memperberat indeks 2,33 poin.
Sentimen negatif datang dari Benua Eropa yang sempat 'adem', kini kembali dibuat kalang-kabut oleh lonjakan kasus baru. WHO mencatat, jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 23 Maret 2021 adalah 42.870.334 orang. Bertambah 162.860 orang dari hari sebelumnya.
Selama dua pekan terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 198.751 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 162.341 orang per hari.
Oleh karena itu, Eropa kini dinilai sudah terpukul oleh gelombang serangan ketiga (third wave outbreak) virus corona. Gelombang yang membuat sejumlah negara kembali memperketat pembatasan sosial (social distancing).
Mulai akhir pekan lalu,Prancismemberlakukan karantina wilayah (lockdown) di tujuh wilayah, termasuk ibu kota Paris.Lockdownakan berlaku selama sebulan. Selain itu, berlaku jam malam secara nasional yaitu pada pukul 19:00.
Di Jerman, Kanselir Angela Merkel memutuskan untuk memperpanjanglockdownhingga 18 April 2021. Warga Negeri Panser diminta untuk tetap di rumah selama libur Hari Paskah.
"Kita sedang menghadapi serangan pandemi gelombang baru. Virus mutasi Inggris menjadi dominan," kata Merkel, seperti dikutip dari Reuters.
Pelaku pasar juga perlu mewaspadai ketegangan antara China vs AS dan sekutunya. AS, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada memberlakukan sanksi kepada pejabat pemerintah China yang dituding terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas di Xinjiang.
"Di tengah kecaman internasional, (China) terus melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Xinjiang," tegas Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, dalam keterangan tertulis bersama.
"Sudah banyak bukti yang menunjukkan adanya pelanggaran hak asasi manusia secara sistemik oleh otoritas China," tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Kanada.
Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada empat orang pejabat pemerintahan China dan satu institusi. Sanksi yang dikenakan adalah larangan masuk dan pembekuan aset.
China tentu tidak terima. Beijing langsung membalas dengan memberlakukan sanksi kepada sejumlah anggota parlemen Uni Eropa, Komite Politik dan Keamanan Uni Eropa, serta dua institusi lainnya.
"Sanksi terhadap kami didasari atas dusta dan tidak dapat diterima," tegas Wang Yi, Menteri Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500