Warning! Pelan-pelan Rupiah Terus dan akan Terus Melemah

Maikel Jefriando, CNBC Indonesia
24 March 2021 07:00
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dari yang tadinya pada level Rp 13.900 pada pertengahan Februari lalu, sekarang sudah bertengger di level Rp 14.400.

Sampai kapan rupiah akan melemah?

"Perkiraan saya bisa terus (melemah) selama kondisi AS masih terus begini," kata Ekonom Senior Chatib Basri kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/3/2021).

Hanya saja menurut Chatib pelemahan yang akan terjadi bertahap sampai kepada titik tertentu. Tidak seperti tahun lalu maupun krisis sebelumnya di mana pelemahan sangat drastis sehingga menimbulkan kepanikan.

M Chatib basri Foto: Detikcom/ Ari SaputraFoto: M Chatib basri Foto: Detikcom/ Ari Saputra

"Jadi yang terjadi pada rupiah itu creeping. Pelan-pelan rupiah terus akan melemah," ujarnya.

Pelemahan nilai tukar terjadi karena persoalan yang terjadi di AS. Ekonomi negeri Paman Sam tersebut diperkirakan lebih cepat, efek dari kebijakan fiskal yang agresif. Hal itu mendorong inflasi sehingga diperkirakan Bank Sentral AS the Fed akan menaikkan suku bunga acuan.

The Fed sudah menegaskan akan tetap mempertahankan kebijakan moneter longgarnya tersebut demi pasar tenaga kerja dan ekonomi yang membaik. Meskipun inflasi tahun ini bisa menyentuh angka 2,2%, di atas rerata patokan yang biasa mereka pakai untuk mencegah mesin ekonomi terlalu panas (overheated).

Akan tetapi pelaku pasar tidak begitu percaya dengan pernyataan The Fed. Sehingga pasar bergerak sebaliknya, UST terus saja naik mengabaikan Bank Sentral. Pasar lebih memilih mengambil posisi sebelum kenaikan suku bunga acuan benar akan dinaikkan. Sehingga terjadi tantrum without tapering.

Chatib menilai peran Bank Indonesia (BI) sudah cukup baik dalam menjaga nilai tukar. Sebab tidak ada lagi amunisi bank sentral untuk menahan rupiah agar tidak melemah.

"Pilihan buat BI cuma menaikan tingkat bunga. melepaskan rupiah atau mengontrol modal," jelasnya.

Pengaturan modal sudah dipastikan tidak bisa karena bertentangan dengan UU. Sementara itu, menaikkan suku bunga acuan akan memperburuk ekonomi dalam negeri yang sekarang dalam pemulihan.

Dari sisi dunia usaha, menurutnya juga sudah tenang menghadapi pelemahan nilai tukar. Sehingga tidak banyak terlihat kepanikan dalam beberapa waktu terakhir ini.
"Investor sudah terbiasa dengan kurs yang fluktuasi. Jadi mereka juga sudah taruh uang dalam dolar. Makanya gak khawatir," ungkapnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deskripsi Pasar Hari Ini: Tantrum Without Tapering!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular