BUMI-INDF Jadi Jawara, Saat Bank Jago Jadi Pecundang

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
23 March 2021 16:07
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menanjak pada awal sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir ditutup merosot meninggalkan level 6.300 ke zona merah hari ini. IHSG turun 0,77% ke posisi 6.252,71 pada penutupan sesi II perdagangan, Selasa (23/3/2021).

Menurut data BEI, ada 151 saham naik, 357 saham merosot dan 129 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,92 triliun dan volume perdagangan mencapai 19,49 miliar saham.

Investor asing pasar saham ke Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 192,12 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 134,79 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (23/3).

Top Gainers

  1. Zebra Nusantara (ZBRA), saham +25,00% Rp 380, transaksi Rp 36,3 M

  2. Bank Ganesha (BGTG), +18,06% Rp 183, transaksi Rp 107,2 M

  3. Eagle High Plantations (BWPT), +8,94% Rp 134, transaksi Rp 50,1 M

  4. Bumi Resources (BUMI), +7,35% Rp 73, transaksi Rp 196,1 M

  5. Indo Acidatama (SRSN), +5,17% Rp 61, transaksi Rp 12,0 M

Top Losers

  1. Bank Jago (ARTO), saham -6,25% Rp 9.375, transaksi Rp 101,7 M

  2. Bank Capital Indonesia (BACA), -6,19% Rp 530, transaksi Rp 84,5 M

  3. BFI Finance Indonesia (BFIN), -4,70% Rp 710, transaksi Rp 128,7 M

  4. Erajaya Swasembada (ERAA), -4,48% Rp 2.560, transaksi Rp 104,0 M

  5. Putra Rajawali Kencana (PURA), -4,46% Rp 107, transaksi Rp 31,6 M

Saham emiten yang baru 'dicaplok' kakak kandung pengusaha Hary Tanoe, Rudi Tanoesoedibjo, ZBRA menjadi jawara top gainers dengan melesat 25,00% ke Rp 380/saham. Nilai transaksi emiten taksi asal Surabaya ini sebesar Rp 36,3 miliar.

Dengan penguatan ini, saham ZBRA sudah berada di zona hijau selama empat hari berturut-turut.

saham emiten batu bara Grup Bakrie, BUMI, juga naik 7,35% ke Rp 73/saham. Nilai transaksi BUMI sebesar RP 196,1 miliar.

Dengan penguatan ini, BUMI melanjutkan reli penguatan selama empat hari atau sejak 18 Maret pekan lalu.

Sebelumnya, BUMI menargetkan produksi tahun ini maksimal mencapai 90 juta ton, dengan kisaran 85-90 juta ton. Target ini naik 11% dibandingkan realisasi produksi pada 2020 sebanyak 81 juta ton.

Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan perusahaan memanfaatkan momentum melesatnya harga batu bara untuk mendapatkan harga terbaik, menjaga dan meningkatkan pangsa pasar, serta efisiensi perusahaan.

Sepanjang 2020 pun perusahaan mampu menjaga produksi agar tidak anjlok meski pandemi Covid-19 menghantam.

"Kaltim Prima Coal dan Arutmin tetap berproduksi normal sehingga salesnya tidak jatuh, di sisi lain kami juga serius mencegah Covid-19 di site. Sambil kami menjaga produksi, sehingga tahun ini produksinya 85-90 juta ton," kata Dileep kepada CNBC Indonesia, Kamis (18/03/2021).

Selain itu, BUMI berencana melakukan diversifikasi usaha dalam jangka menengah, setelah menyelesaikan kewajiban utangnya. Diversifikasi usaha dilakukan melalui hilirisasi batu bara melalui proyek gasifikasi, dan juga produksi emas melalui anak usahanya.

Fokus lainnya adalah emas dan zinc untuk menyambut potensi Indonesia sebagai salah satu produsen mobil listrik dan baterainya.

Saham emiten barang konsumer Grup Salim Indofood Sukses Makmur (INDF) juga berada di peringkat enam top gainers hari ini, setelah naik 5,12% ke Rp 6675/saham.

Tidak mau kalah dengan induknya, saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) juga menjadi top gainers kedelapan dengan terapresiasi 4,25% ke Rp 9.200/saham.

Duo Indofood ini baru saja merilis laporan keuangan perusahaan yang tercatat positif sepanjang tahun lalu.

Laba bersih INDF naik meningkat sebesar 32% menjadi Rp 6,46 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,91 triliun.

Adapun laba bersih ICBP sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 6,58 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 5,03 triliun.

Sementara saham emiten bank yang dikuasai investor Jerry Ng dan Patrick Walujo, ARTO ambles sebagai pemuncak top losers sebesar 6,25% ke Rp 9.375/saham dengan nilai transaksi Rp 101,7 miliar.

 


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular