Inflasi Akhirnya Tumbuh, Kurs Dolar Singapura Balik Naik

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 March 2021 14:07
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat tipis melawan rupiah pada perdagangan Selasa (23/3/2021) siang, padahal pagi tadi melemah cukup tajam. Inflasi Singapura yang akhirnya tumbuh membuat mata uangnya kini menuju penguatan 3 hari beruntun.

Pada pukul 13:06 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.743,02, dolar Singapura menguat tipis 0,03% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pagi tadi, Mata Uang Negeri Merlion ini melemah 0,37% ke Rp 10.716,95/SG$.

Data dari pemerintah Singapura yang dirilis siang ini menunjukkan inflasi di bulan Februari tumbuh 0,7% year-on-year (YoY), melanjutkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Kenaikan harga-harga di bulan Februari tersebut merupakan yang tertinggi sejak Januari 2020, sebelum virus corona menyerang dunia, dan membuat perekonomian global mengalami resesi.

Selain itu, inflasi tersebut juga lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 0,6%.

Sementara itu inflasi inti juga tumbuh 0,2% YoY, lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 0,1%. Ini merupakan kali pertama inflasi inti tumbuh, setelah menurun dalam 10 bulan beruntun.

Inflasi inti Singapura tidak memasukkan harga mobil dan akomodasi dalam perhitungan, sebab pergerakan harganya sering terpengaruh oleh kebijakan pemerintah.

Kenaikan inflasi tersebut menjadi indikasi mulai pulihnya perekonomian Singapura, dan menguatkan ekspektasi akan lepas dari resesi di kuartal I-2021.

Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika perekonomiannya mengalami kontraksi (tumbuh negatif) dalam 2 kuartal berturut-turut.

Hingga kuartal IV-2020 lalu, produk domestik bruto (PDB) sudah mengalami kontraksi 4 kuartal beruntun secara YoY.

Pada pekan lalu, data dari Pemerintah Singapura menunjukkan ekspor non-minyak naik 8,2% month-to-month (MtM), dan sudah naik dalam empat bulan beruntun.
Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2020, ekspor non-minyak naik 4,2%, dan sudah naik dalam 3 bulan beruntun.

Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.

Dengan kenaikan ekspor di awal tahun ini, perekonomian Singapura diprediksi tumbuh secara YoY di kuartal I-2021. Artinya, Singapura akan lepas dari resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular