Moody's Downgrade Peringkat Sritex 2 Notch ke B3, Kenapa?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
23 March 2021 08:43
RUPST SRIL 18 Juni 2018/Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia
Foto: RUPST SRIL 18 Juni 2018/Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia

Sementara, arus kas bebas (free cash flow) yang diharapkan sekitar US$ 50 juta selama 15 bulan ke depan diprediksi tidak akan cukup untuk menutupi kewajiban hutang SRIL yang akan datang dari sejumlah pinjaman dan utang.

Pertama, pinjaman sindikasi senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo Januari 2022. Kedua, surat utang jangka menengah atau medium-term notes senilai US$ 65 juta , di mana sekitar US$ 40 juta telah dibayarkan pada kuartal IV 2020 dan sisanya, US$ 25 juta akan jatuh tempo pada kuartal II tahun ini.

Ketiga, pembayaran amortisasi utang senilai US$ 15 juta. Keempat, lini modal kerja jangka pendek yang belum dibayarkan senilai US$ 174 juta per 30 September 2020.

"Mengingat tindakan pemeringkatan hari ini, peningkatan peringkat tidak mungkin dilakukan dalam jangka pendek. Namun, peringkat dapat dikonfirmasi jika Sritex berhasil menangani jatuh tempo yang akan datang dan secara material memperbaiki likuiditas dan struktur utang perusahaan," jelas Stephanie.

Pihak Moody's melanjutkan, peringkat kemungkinan akan diturunkan lebih lanjut jika SRIL gagal menerapkan rencana pembiayaan kembali yang konkret dalam waktu dekat atau jika likuiditas Sritex semakin memburuk.

"... [B]aik karena (1) saldo kas yang turun, (2) meningkatkan utang modal kerja jangka pendek, (3) hilangnya akses ke jalur modal kerja, atau (4) jika modal kerja gagal terpenuhi selama beberapa kuartal berikutnya," pungkas Stephanie.

Informasi saja, SRIL adalah produsen tekstil dan greige (kain mentah) yang berbasis di Jawa Tengah. Selain itu, SRIL juga memproduksi kain jadi dan pakaian jadi, termasuk seragam dan pakaian eceran.

Perusahaan memiliki 25 pabrik, terdiri dari sembilan pabrik pemintalan, tiga pabrik tenun, lima pabrik finishing dan delapan pabrik garmen (konveksi).
Pendapatan bersih yang dihasilkan oleh empat divisi perusahaan tersebut berjumlah sekitar US$ 907,09 juta pada September 2020. Adapun laba bersih SRIL per kuartal III 2020 sebesar U$S 73,79 juta.

Mayoritas saham SRIL dimiliki oleh keluarga Lukminto lewat PT Huddleston Indonesia, yakni sebesar 59%. Sisa 40% saham perusahaan diperdagangkan secara publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Adapun Iwan Setiawan Lukminto, putra pendiri SRIL H.M Lukminto, telah menjadi perusahaan presiden direktur sejak 2006.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular