
Mantap! Saham INCO-HRUM dkk Beneran Ngamuk Pagi Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten pertambangan nikel kompak menghijau pada awal perdagangan pagi ini, Senin (22/3/2021). Kenaikan saham emiten nikel ini seiring naiknya harga nikel pada akhir pekan lalu.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut harga saham emiten nikel pagi ini, pukul 09.10 WIB
Harum Energy (HRUM), saham +1,94%, ke Rp 5.250, transaksi Rp 2 M
Vale Indonesia (INCO), +0,67%, ke Rp 4.530, transaksi Rp 9 M
Central Omega Resources (DKFT), +0,60%, ke Rp 167, transaksi Rp 123 juta
Aneka Tambang (ANTM), +0,44%, ke Rp 2.260, transaksi Rp 34 M
Pelat Timah Nusantara (NIKL), +0,41%, ke Rp 1.220, transaksi Rp 38 juta
Timah (TINS), 0,28%, ke Rp 1.805, transaksi Rp 5 M
Menurut data BEI HRUM mencatatkan penguatan tertinggi dengan melesat 1,94% ke Rp 5.250/saham dengan catatan transaksi senilai Rp 2 miliar. Aksi jual bersih oleh asing senilai Rp 250,39 juta tampaknya tidak mempengaruhi laju penguatan saham emiten milik pengusaha Kiki Barki ini.
Dengan penguatan ini saham HRUM sudah menguat 0,96 selama sepekan.
Di tempat kedua, ada saham INCO yang menguat 0,67% ke Rp 4.530/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 9 miliar. INCO berhasil rebound pagi ini, setelah pada perdagangan Jumat pekan lalu (19/3) ditutup merosot 1,96% ke Rp 4.500/saham.
Pada bulan lalu, Laba emiten ini mencapai US$ 82,82 juta atau setara dengan Rp 1,16 triliun (kurs Rp 14.000/US$) di tahun pandemi 2020, naik 44,28% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar US$ 57,40 juta atau setara Rp 804 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Bursa efek Indonesia (BEI), Jumat (26/2/2021), pendapatan turun 2,2% menjadi US$ 764,74 juta atau setara dengan Rp 10,71 triliun dari tahun sebelumnya US$ 782,01 juta atau setara Rp 11 triliun.
Adapun, Vale mengeluarkan sekitar US$ 152,1 juta untuk belanja modal tahun ini. Angka ini mengalami penurunan dari yang dikeluarkan pada tahun 2019 sebesar US$ 166,6 juta.
Emiten nikel pelat merah, ANTM, juga berhasil menguat tipis 0,44%, ke Rp 2.260, dengan catatan transaksi sebesar Rp 34 miliar. Asing tercatat ramai-ramai masuk ke ANTM sebesar Rp 16,37 miliar.
Akan tetapi, kendati menguat, saham yang melantai di bursa sejak 1997 ini masih mencatatkan kinerja negatif selama sepekan, yakni Rp 1,71%.
ANTM mencatatkan kinerja yang positif di tahun lalu. Pasalnya, laba bersih perusahaan selama 2020 meroket hingga 492,90% secara tahunan (year on year (YoY).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, tercatat laba bersih ANTM tahun lalu mencapai Rp 1,14 triliun. Dibanding dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 193,85 miliar.
Dalam keterangan resminya, ANTM menargetkan produksi emas sepanjang 2021 sebanyak 1,37 ton emas dari tambang Pongkor (Bogor, Jawa Barat) dan Cibaliung (Banten) dan target penjualan sebanyak 18 ton emas.
Sebagai perbandingan, tahun lalu secara akumulatif, capaian kinerja unaudited produksi dan penjualan emas Antam sepanjang 2020 masing-masing sebesar 1.672 kg atau 1,67 ton (53.756 t oz) dan 21.797 kg atau 21,79 ton (700.789 t oz).
Artinya target tahun ini target produksi turun 17,9% dan target penjualan turun 17,39%.
Penjualan emas 2020 ini turun sebesar 36% dari tahun sebelumnya yakni sebesar 34.023 kg. Sedangkan, dari sisi produksi juga terkoreksi 17% dari tahun sebelumnya yakni 1,963 kg dari tambang yang sama.
Sebagai informasi, harga nikel kontrak 3 bulan di London Metal Exchange (LME) ditutup menguat menjadi US$ 16.171/ton pada Jumat (19/3). Angka ini naik 0,74% dari hari sebelumnya, Kamis (18/3), US$ 16.051/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham ANTM-INCO Cs Sudah Mahal, Masuk Telat Enggak Yah?
