
Paris 'Digembok', Rupiah Ikut Prihatin...

Selain itu, perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) juga membuat investor agak grogi. Di Eropa, sepertinya kasus corona kembali 'menggila'.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 19 Maret 2021 adalah 42.058.698 orang. Bertambah 233.900 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Sepanjang pekan lalu, rata-rata pasien positif bertambah rata-rata 199.580 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 173.762 orang per hari.
Perkembangan ini tidak lepas dari vaksinasi anti-virus corona di Eropa yang sedang terhambat. Penggunaan vaksin buatan AstraZaneca-Universitas Oxford ditangguhkan di sejumlah negara akibat kekhawatiran soal efek samping. Padahal WHO sudah menegaskan agar negara-negara Eropa tetap melanjutkan penggunaan vaksin tersebut.
Our World in Data mencatat, laju vaksinasi anti-virus corona di negra-negara Uni Eropa menurun drastis. Rata-rata tujuh harian vaksinasi pada 20 Maret 2021 adalah 938.406 dosis per hari. Ini adalah yang terendah sejak 1 Maret 2021.
Eropa kini kembali memasuki 'musim' karantina wilayah alias lockdown. Jean Castex, Perdana Menteri Prancis, tujuh wilayah di Negeri Anggur (termasuk ibu kota Paris) akan 'digembok' selama sebulan mulai Jumat pekan lalu. Selain itu, berlaku jam malam secara nasional yaitu pada pukul 19:00.
"Di AS, kita mengantisipasi reopening besar-besaran dan virus sepertinya semakin terkendali. Namun di luar AS sepertinya tidak demikian, ini tentu tidak bagus," kata Joe Saluzzi, Co-Manager of Trading di Themis Trading yang berbasis di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
