
Hati-hati, Minggu Depan Ada 3 Hantu yang Gentayangi Pasar Lho

Investor juga mengalihkan perhatian mereka pada prospek kenaikan pajak yang dapat mengancam reli saham AS karena pemerintahan Presiden Joe Biden bergerak maju dengan agendanya dan mencari cara untuk mengeksekusinya.
Dalam beberapa hari terakhir, investor fokus pada kenaikan imbal hasil obligasi yang telah menekan harga saham, meskipun indeks tetap mendekati rekor tertingginya.
Namun demikian, beberapa pihak juga khawatir bahwa setidaknya kenaikan pajak akan membuat harga saham ambrol di tengah valuasi yang sudah terbilang tinggi (premium).
"Ini adalah masalah," kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial. "Ini akan dibicarakan saat menjadi kenyataan. Tetapi fokus pasar saat ini jelas untuk mencapai sisi lain dari pandemi ini."
Indeks S&P 500 telah naik lebih dari 4% tahun ini akibat rencana stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun yang baru disahkan oleh Biden. Bantuan fiskal untuk Covid-19 tersebut seolah menyediakan bahan bakar terbaru untuk ekonomi dan pasar saham.
Selama kampanye kepresidenannya, Biden berjanji untuk menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28% dari 21%. Proposal ini didukung oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Ahli strategi investasi mengantisipasi pertentangan sengit dari anggota parlemen Republik terhadap rencana semacam itu.
Kenaikan pajak perusahaan dapat memengaruhi laba perusahaan, yang diperkirakan akan melonjak tahun ini karena bisnis yang pulih dari pandemi.
"Tarif pajak perusahaan yang naik dari 21% menjadi 25% dapat memangkas keseluruhan pendapatan perusahaan S&P 500 antara 4% hingga 5%, sementara kenaikan menjadi 28% dapat memotongnya sebesar 6% hingga 7%," menurut Tobias Levkovich, kepala strategi ekuitas AS di Citi kepada Reuters.
"Secara teori, jika Anda membeli pasar untuk mengantisipasi pendapatan yang lebih baik sebagai akibat dari stimulus, Anda mungkin kehilangan keuntungan dari tarif pajak yang lebih tinggi," katanya.
"S&P 500 secara keseluruhan memiliki tarif pajak 17,54% pada kuartal ketiga, dengan real estat memiliki tarif terendah di antara sektor S&P lain sebesar 8,06%. Sektor teknologi yang merupakan sektor terbesar berdasarkan nilai pasar, memiliki tingkat 14,76%," menurut Howard Silverblatt, analis indeks senior di Indeks S&P Dow Jones.
Well, saat ini setidaknya ada tiga hantu utama yang bergentayangan di pasar yaitu yield obligasi AS, vaksinasi yang terhambat dan lockdown serta kekhawatiran bakal adanya kenaikan pajak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]
