
Hati-hati, Minggu Depan Ada 3 Hantu yang Gentayangi Pasar Lho

Minggu depan, hantu US Treasury Yield masih berpotensi menghantui. Ketika yield terus menerus naik maka ini bukan kabar yang baik terutama untuk saham-saham teknologi AS.
Kenaikan yield membuat borrowing cost dari penerbitan obligasi menjadi meningkat. Ketika beban biaya dari utang meningkat maka pendanaan menjadi mahal dan biaya ekspansi maupun operasional yang bergantung dari pinjaman juga mahal.
Inilah faktor yang rawan sekali membuat harga saham di Wall Street bergerak dengan volatilitas tinggi dan tentunya akan ikut berdampak pada bursa saham lain tak terkecuali Indonesia.
Kenaikan yield juga membawa konsekuensi lain bagi pasar obligasi di Indonesia. Yield yang meningkat bisa memicu adanya capital outflow atau aliran dana keluar. Ketika investor memilih melepas kepemilikan SBN dan mengkonversinya ke dalam dolar AS maka tidak hanya harga SBN saja yang turun tetapi rupiah juga kena imbas.
Selain yield sentimen penggerak pasar pekan depan adalah soal vaksinasi Covid-19 yang terhambat dan kembali maraknya lockdown di kawasan Benua Biru. Sektor penerbangan di Eropa kembali terancam sekarat karena mobilitas publik masih akan tersendat musim panas ini.
Sudah banyak negara Eropa yang memilih menghentikan sementara program vaksinasi menggunakan produk yang dikembangkan oleh AstraZeneca. Paling baru ada Denmark.
Denmark mengatakan pada hari Sabtu bahwa satu orang telah meninggal dan satu lagi jatuh sakit dan dalam kondisi parah akibat pembekuan darah dan pendarahan otak setelah menerima vaksinasi Covid-19 AstraZeneca.
Keduanya merupakan anggota staf rumah sakit dan telah menerima vaksin AstraZeneca kurang dari 14 hari sebelum jatuh sakit, menurut otoritas rumah sakit umum di Kopenhagen.
Badan Obat Denmark mengkonfirmasi telah menerima dua laporan serius, tanpa memberikan rincian lebih lanjut sebagaimana diwartakan Reuters. Tidak ada rincian kapan staf rumah sakit tersebut menderita sakit.
Denmark berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca pada 11 Maret, termasuk satu di antara lebih dari selusin negara yang untuk sementara menghentikan penggunaan vaksin setelah sejumlah kecil laporan kasus pembekuan darah otak yang langka membuat para ilmuwan dan pemerintah untuk melakukan investigasi.
Beberapa negara termasuk Jerman dan Prancis minggu ini membalikkan keputusan mereka untuk menangguhkan penggunaan vaksin menyusul penyelidikan terhadap laporan pembekuan darah oleh pengawas obat Uni Eropa.
Denmark bersama dengan Swedia dan Norwegia mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memutuskan apakah akan menggunakan kembali vaksin tersebut.
Selain otoritas pengawas obat Uni Eropa WHO juga meminta negara-negara yang sudah terlanjur menggunakan vaksin AstraZeneca untuk terus menyuntikkannya ke masyarakat karena pihaknya masih yakin bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.
(twg/twg)