Bulan Madu Usai, Ini Alasan The Fed Cabut Relaksasi Perbankan

Thea Fathanah Abrar, CNBC Indonesia
20 March 2021 13:00
Federal Reserve Chair Jerome Powell arrives to speak at a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan tidak akan memperpanjang aturan yang diterapkan selama pandemi covid-19 yang memungkinkan bank untuk melonggarkan rasio utang suplementer (supplementary leverage ratio/SLR) perbankan terhadap US Treasurys dan kepemilikan lainnya.

Aturan ini memungkinkan bank memiliki tingkat modal lebih sedikit ketimbang obligasi pemerintah yang dipegang.

Dalam pengumuman singkatnya pada Jumat (18/3/2021), The Fed mengatakan akan mengizinkan perubahan rasio leverage tambahan berakhir pada 31 Maret. Langkah awal, diumumkan 1 April 2020, memungkinkan bank untuk mengecualikan Treasurys dan deposito dengan bank Fed dari perhitungan rasio leverage.

Keputusan untuk melonggarkan persyaratan modal telah secara luas dipandang sebagai kunci untuk menenangkan pasar Treasury yang bergejolak di hari-hari awal pandemi Covid-19. Kebutuhan uang tunai telah menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar obligasi yang dibantu oleh Fed melalui program likuiditasnya.

The Fed mengatakan akan meminta komentar publik tentang bagaimana menyesuaikan rasio leverage tambahan di masa depan meski sudah memutuskan untuk membiarkan pengecualian tersebut berakhir sekarang.

"Dewan akan mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan bahwa setiap perubahan pada SLR tidak mengikis kekuatan persyaratan modal bank secara keseluruhan," kata The Fed dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International.

Langkah yang diambil The Fed tentu dapat mengganggu bursa saham AS Wall Street dan pasar obligasi. Sesaat setelah pengumuman tersebut, saham bank melemah tajam, menarik pasar yang lebih luas, tetapi imbal hasil obligasi pemerintah beragam.

Pejabat The Fed mengatakan mereka akan mencari masukan tentang cara terbaik untuk menyesuaikan rasio pada saat cadangan berjalan pada level historis yang tinggi.

Dalam memutuskan untuk tidak memperpanjang jeda SLR, Fed mengambil risiko kenaikan suku bunga lebih lanjut karena bank mungkin memutuskan untuk menjual beberapa kepemilikan Treasury mereka, sehingga mereka tidak perlu mempertahankan persyaratan cadangan. Pejabat Fed mengatakan pasar Treasury telah stabil dan keputusan tersebut seharusnya tidak mengubah itu.

Namun, pejabat Fed mengatakan bank masih memiliki modal yang baik bahkan tanpa pengecualian dan mereka tidak yakin bank perlu menjual Treasurys mereka untuk memenuhi persyaratan cadangan. Menurut pejabat Fed, bank-bank terbesar memiliki modal sekitar US$ 1 triliun, dan membatalkan bantuan SLR akan menyesuaikan level tersebut hanya sedikt.

Rasio leverage tambahan adalah produk reformasi perbankan pasca-Resesi Hebat yang berusaha memastikan bank tidak mengambil terlalu banyak risiko. Pejabat Fed khawatir bahwa pelonggaran rasio dapat mendorong bank untuk memuat aset berisiko seperti obligasi sampah, yang memiliki bobot yang sama terhadap persyaratan cadangan sebagai kepemilikan yang lebih aman.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Bye Dolar! Ini Raja Mata Uang Dunia, Cuannya Gila

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular