Rupiah Melemah 2,5% YTD, Tenang! Ada yang Lebih Buruk Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 March 2021 14:31
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Di saat penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19) di negara-negara lain mulai melandai, Brasil justru mengalami lonjakan kasus, dan menjadi episentrum Covid-19 saat ini.

Melansir data Dari CEIC, pada Kamis kemarin jumlah kasus baru Covid-19 di Brasil bertambah sebanyak 86.982 orang. Penambahan kasus tersebut kemarin menjadi yang tertinggi kedua, sementara penambahan kasus tertinggi selama pandemi tercatat sehari sebelumya sebanyak 90.303 orang.

Total kasus Covid-19 di Brasil saat ini lebih dari 11,7 juta orang, menjadi terbanyak kedua setelah Amerika Serikat. Dari total kasus tersebut, kasus aktif tercatat lebih dari 1,1 juta orang.

Sementara itu dari sisi vaksinasi, Brasil juga masih tergolong lambat. Berdasarkan data Our World in Data, per 100 penduduk dari total populasi, Brasil baru menyuntikan vaksin single dosis sebanyak 5,97.

Reuters mengabarkan, Brasil kini mengalami kekurangan dokter ICU akibat memburuknya pandemi.

"Dokter ICU adalah yang paling dibutuhkan saat ini. Tidak ada cara yang bisa memenuhi banyaknya kebutuhan tersebut," kata Cesar Eduardo Fernandes, Presiden Asosiasi Medis Brasil, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (19/3/2021).

Saking tingginya penambahan kasus per hari, rumah sakit di Sao Paolo Kamis kemarin melaporkan ada satu pasien yang meninggal saat menunggu mendapat tempat di ICU.

"Kami melihat intensitas pasien yang datang di level yang tidak bisa kami tangani. Hal ini menyebabkan penurunan kesehatan para petugas medis, yang sudah lelah, dengan tambahan stress," kata Flavia Machado, kepala ICU rumah sakit Sao Paulo.

Lonjakan kasus Covid-19 tersebut membuat mata uang real terus tertekan. Pemerintah Brasil sudah melakukan intervensi, hingga bank sentral Brasil akhirnya menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke 2,75% pada Rabu lalu, dan mengatakan kemungkinan kan dinaikkan lagi di bulan Mei nanti.

Kenaikan suku bunga yang agresif sementara The Fed tidak akan menaikkan suku bunga hingga 2023 membuat para analis melihat real akan menguat ke depannya.

Analis dari Citi dan Barclays merekomendasikan membeli real di pasar derivatif, sebab mereka melihat potensi penguatan melawan dolar AS dalam beberapa pekan dan mungkin beberapa bulan ke depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular