Rupiah Juara Asia Nih! Thank You, Mister Jay...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 March 2021 10:20
dolar-Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun berjaya di perdagangan pasar spot.

Pada Kamis (18/3/2021), kurs tengah BI atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.412. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Rupiah pun menghijau di perdagangan pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.370 di mana rupiah menguat 0,38%.

Sementara mata uang utama Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Namun apresiasi 0,38% membuat rupiah jadi yang terbaik.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:02 WIB:

Halaman Selanjutnya --> Terima Kasih, Mr Jay!

Penguatan rupiah ditopang oleh arus modal asing yang mengalir masuk ke pasar keuangan Tanah Air. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 11,91 miliar di pasar reguler dan mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,66% pada pukul 09:08 WIB.

Tingginya minat investor terhadap aset-aset berisiko tidak lepas dari keputusan rapat bulanan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Dini hari tadi waktu Indonesia, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%. The Fed juga tetap mempertahankan program pembelian surat berharga di pasar keuangan (quantitative easing) yang nilainya mencapai US$ 120 miliar per bulan.

The Fed tidak mengubah posisi (stance) kebijakan meski ada perkiraan prospek ekonomi AS lebih baik ketimbang perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi 2021 kini diperkirakan 6,5%, cukup jauh di atas proyeksi yang dibuat pada Desember 2020 yakni 4,2%.

Lalu angka pengangguran pada akhir tahun ini diperkirakan 4,5%. Lebih rendah dibandingkan perkiraan Desember 2020 yang sebesar 5%.

"The Fed sama sekali tidak menunjukkan sinyal menuju pengetatan, padahal ekonomi diperkirakan jauh lebih baik. Ini menjadi sentimen bullish bagi aset-aset berisiko. Hari ini, sepertinya kita akan melihat mata uang Asia bergerak menguat," tegas Teresa Kong, Head of Fixed Income di Matthews Asia, seperti dikutip dari Reuters.

Komitmen The Fed untuk meneruskan kebijakan ultra-longgar membuat dolar AS terkoreksi. Pada pukul 09:17 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,07%. Suku bunga rendah akan membuat imbalan berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik.

Tekanan yang dialami dolar AS membuat berbagai mata uang dunia siap menyalip. Tidak terkecuali rupiah, yang sudah lama 'tertindas'.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular