Simak 7 Informasi Penting Ini, Jadi Acuan Buat Cari Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
18 March 2021 08:34
BEI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik masih mengalami tekanan pada perdagangan Rabu kemarin sejalan dengan kekhawatiran investor mengenai naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ditutup melemah 0,51% ke level 6.277,22 poin dengan nilai transaksi Rp 10,16 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,10 juta kali. Pelaku pasar asing meskipun melakukan pembelian bersih Rp 211,49 miliar belum cukup kuat mengangkat laju IHSG.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Kamis ini (18/3/2021):

1. Jatuh Bangun Emiten Bentjok: Bakal Delisting, Laba Anjlok 68%

Emiten properti milik Benny Tjokrosaputro (Bentjok), PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY) merilis laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2019.

Sebelumnya, ARMY terlambat melaporkan kinerja keuangannya dan terancam dihapuskan pencatatan sahamnya (delisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam publikasi laporan keuangan ARMY, pendapatan bersih emiten properti ini mengalami penurunan sebesar 53,32% ke posisi Rp 89,44 miliar dibanding posisi Desember 2018.

Rinciannya, pendapatan tersebut dikontribusi dari pendapatan dari penjualan rumah sebesar Rp 51,06 miliar, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 118,74 miliar.

Sedangkan, penjualan tanah memberikan andil sebesar Rp 38,38 miliar terhadap pendapatan, juga lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 72,46 miliar. Sementara itu, laba bersih perseroan turun lebih dalam, yakni sebesar 68,26% menjadi Rp 17,96 miliar dari sebelumnya Rp 56,61 miliar.

2. Laba PTPP di 2020 Ambles 84%, Sahamnya Sudah Jeblok 13%

Harga saham perusahaan konstruksi pelat merah, PT PP Tbk (PTPP) sudah terkoreksi sebesar 10,19% di level Rp 1.630/saham dalam sebulan terakhir terhitung hingga Rabu sore ini (17/3/2021). Sejak awal tahun atau year to date, sahamnya minus hingga 13%.

Koreksi dalam saham PTPP bersamaan dengan koreksi saham-saham konstruksi BUMN lainnya seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang juga ambles 13,25% dalam sebulan terakhir. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebulan terakhir turun tipis 0,24% di level 6.277.

Data BEI mencatat, pada perdagangan Rabu ini, saham PTPP memang masih naik dalam sehari, yakni 4,82% bersamaan dengan saham konstruksi BUMN lainnya seiring dengan sentimen relaksasi tarif pajak penghasilan (PPh) final jasa konstruksi.

3. Gagal Kuorum, Emiten Lo Kheng Hong Belum Bisa Rilis Obligasi

Rencana emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menerbitkan obligasi global atau global bond sebesar US$ 270 juta atau setara Rp 4,02 triliun mengacu kurs tengah Bank Indonesia per 30 September 2020 sebesar Rp 14.918 per US$, belum bisa terealisasi.

Pasalnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Senin, 15 Maret 2021, rencana penerbitan surat utang tersebut belum dapat memenuhi jumlah kuorum rapat.

"Rapat dihadiri dan terwakili sebanyak 2.454.526.812 saham atau hak suara yang sah atau 70,443 persen dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Dengan demikian, kuorum kehadiran untuk mata acara rapat pertama belum terpenuhi," tulis pengumuman emiten yang sahamnya juga dimiliki oleh investor kenamaan Lho Kheng Hong ini, dikutip Rabu (17/3/2021).

Dalam rapat tersebut terdapat dua agenda yang dibahas, selain meminta persetujuan penerbitan global bond senilai US$ 270 juta yang akan jatuh tempo pada 2026, rapat juga membahas agenda persetujuan atas penyesuaian anggaran dasar Perseroan.

Mengingat kuorum kehadiran untuk mata acara rapat pertama belum terpenuhi, maka, dalam rapat agenda pertama tidak dapat dibahas dan diambil kesimpulan, termasuk persetujuan atas rencana perseroan untuk menjaminkan seluruh atau sebagian besar harta kekayaan perseroan dan/atau entitas anak.

4.'Disemprot' BEI-OJK, Begini Respons Manajemen Indo Premier

PT Indo Premier Sekuritas, perusahaan efek anggota bursa (AB) menyatakan sudah menindaklanjuti hasil pemeriksaan Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal transaksi margin yang diduga tak sesuai ketentuan yang berlaku.

Atas dasar itulah, BEI memberikan sanksi tertulis kepada Indo Premier atas transaksi margin yang diduga tak sesuai ketentuan yang berlaku berdasarkan hasil pemeriksaan dari otoritas bursa tahun 2020.

"Dengan ini kami umumkan bahwa Bursa Efek Indonesia telah mengenakan sanksi Teguran Tertulis kepada Indo Premier Sekuritas," kata Direktur BEI Kristian Manullang, dalam surat edaran yang disampaikan otoritas bursa bernomor Peng-00010/BEI.ANG/02-2021 tersebut.

5.Bos Sinarmas Dilapor Pencucian Uang, Hotman Paris Buka Suara

Komisaris Utama PT Sinarmas Sekuritas, Indra Widjaja dan Kokarjadi Chandra dilaporkan atas dugaan tindak pidana pencucian uang, penipuan, penggelapan dan pemalsuan dokumen oleh Andri Cahyadi ke Bareskrim Polri.

Kuasa hukum Sinarmas Sekuritas, Hotman Paris Hutapea buka suara terkait dengan laporan tersebut. Pengacara kondang ini memberikan bantahan atas tuduhan yang beredar di media sosial tersebut.

"Indra Widjaja tidak ada kaitan apapun atas berkurangnya saham Andri Cahyadi di PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) yang semula 53% pada 2015 saat ini menjadi 9%," kata Hotman Paris, dalam keterangan resmi, Rabu (17/3/2021).

6. Usai Suspensi & Dicecar Bursa, Begini Penjelasan Goodyear

Emiten produsen ban, PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR), memberikan penjelasan terkait kenaikan harga saham perseroan dalam beberapa periode belakangan ini.

Kenaikan harga saham secara signifikan tersebut membuat otoritas bursa sempat menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham perseroan pada 1 Maret 2021. Adapun suspensi atas perdagangan saham GDYR di Pasar Reguler dan Pasar Tunai telah dibuka kembali mulai perdagangan sesi I 2 Maret 2021.

Direktur Utama Goodyear Indonesia, Randeep S. Kanwar mengakui, pengumuman yang disampaikan pemegang saham mayoritas perusahaan, The Goodyear Tire and Rubber Company, mengenai rencana akuisisi Cooper Tire and Rubber Company telah berpotensi meningkatkan kepercayaan investor pada saham GDYR.

"Hal mana mungkin mengarah pada kenaikan harga pasar yang tidak biasa. Kami memahami pentingnya penangguhan oleh BEI dan sepenuhnya mematuhi setiap keputusan yang diambil untuk kepentingan stabilitas pasar modal Indonesia," kata Randeep, dalam paparan publik insidentil yang dilaksanakan Rabu (17/3/2021) secara virtual.

7. Jika Tak Hadir Besok, Polisi Siap Panggil Paksa Sadikin Aksa

Bareskrim Polri akan melakukan pemeriksaan terhadap mantan Direktur Utama (Dirut) PT Bosowa Corporindo, Sadikin Aksa, besok (Kamis 18/3/2021). Polri menunggu kedatangan Sadikin yang sudah jadi tersangka dalam kasus mengabaikan perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kita tunggu besok karena panggilannya untuk besok," ujar Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, seperti dikutip CNBC Indonesia dari detik.com, Rabu (17/3/2021).

Ahmad mengatakan, jika pada panggilan kedua Sadikin Aksa tidak hadir kembali, polisi akan melakukan pemanggilan paksa kepada Aksa. "Tentu ini adalah prosedur, kita tetap bertindak berdasarkan KUHAP," kata Ahmad.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular