Jelang Konpers The Fed, Dow dan Nasdaq Futures Tak Kompak

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 March 2021 18:20
Smartsheet Inc. President and CEO Mark Mader attends his company's IPO on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., April 27, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung flat pada perdagangan Rabu (17/3/2021), karena investor menunggu hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali mencetak rekor pada tertinggi baru ke 1,648%, atau tertinggi sejak Februari 2020. Kenaikan imbal hasil telah mengganggu kinerja bursa saham beberapa pekan terakhir, terutama bagi saham teknologi.

Pelaku pasar pun cenderung melakukan reposisi ke saham siklikal. Tak heran, kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 35 poin, sedangkan kontrak serupa indeks S&P 500 cenderung flat sementara kontrak Nasdaq justru melemah 0,2%.

Dalam pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, pasar bakal mencari indikasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebelum atau sesudah 2023. The Fed akan merilis kebijakan terbarunya pasca-kucuran stimulus senilai US$ 1,9 triliun.

Kebijakan moneter longgar yang sekarang dijalankan bakal menjadi sorotan apakah akan dilanjut atau dikurangi. Investor juga akan memantau komentar Powell, di mana komentarnya akan menentukan arah pergerakan bursa.

Terlebih, kebijakan yang diambilnya bakal menjadi acuan bank sentral lain di seluruh dunia. Bank sentral Inggris, Jepang dan Indonesia akan menggelar rapat serupa besok yang juga akan mengumumkan suku bunga acuan.

Harga minyak juga menjadi fokus pasar setelah melemah karena kekhawatiran permintaan bakal tertekan. Koreksi harga terjadi setelah beberapa negara menghentikan penggunaan vaksin besutan AstraZeneca, yang dikhawatirkan memperlambat laju vaksinasi dan pemulihan ekonomi.

"Ada asumsi bahwa kebijakannya masih dovish besok. Dengan stimulus tambahan, sulit baginya untuk tak dovish. Mereka takut membuat pasar takut. Mereka takut mengganggu pemulihan," tutur Peter Boockvar, Direktur Investasi Bleakley Advisory Group, kepada CNBC International.

Saham kapal pesiar Royal Caribbean dan Carnival menguat sekitar 1% di sesi pra-pembukaan. Demikian juga saham McDonald yang melesat 1% setelah Deutsche Bank mendongkrak peringkat saham tersebut dari 'tahan' menjadi 'beli'.

Pada Selasa, Dow Jones tertekan nyaris 130 poin akibat koreksi saham Boeing yang nyaris mencapai 4% dan S&P 500 melemah 0,16%. Sementara itu, Nasdaq menguat 0,09% berkat reli saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Alphabet (induk usaha Google).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular