Seberapa Menarik Saham Astra Dkk Jika PPnBM Jadi 0%?

Putra, CNBC Indonesia
17 March 2021 14:13
Mini John Cooper
Foto: Sejumlah mekanik merakit kendaraan ikonik Inggris New MINI Countryman di Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham otomotif hari ini bergerak variatif merespons rencana pemerintah untuk memperluas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dari yang semula 1.500 cc menjadi 2.500 cc yang merupakan inisiatif Presiden Joko Widodo.

Berikut gerak saham-saham otomotif dan sektor pendukungnya pada perdagangan hari ini.

Terpantau hanya satu emiten yang sukses menghijau pada perdagangan hari ini, 3 emiten yang stagnan, sementara 3 terkoreksi.

Apresiasi dibukukan oleh anak usaha Grup Astra yakni PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang terapresiasi 7.41% ke level harga Rp 1.305/unit.

Sementara terdapat tiga emiten yang stagnan harganya yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).

Sedangkan koreksi paling parah dibukukan oleh emiten ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang ambruk 2,62% ke level harga Rp 930/unit.

Masalah valuasi, apabila menilik metode valuasi harga dibandingkan dengan pendapatan bersihnya alias PER, maka emiten otomotif atau sektor pendukungnya yang paling menarik adalah PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dengan PER sebesar 10,12 kali.

Akan tetapi apabila menggunakan metode valuasi harga dibandingkan dengan nilai bukunya alias PBV maka emiten yang paling 'seksi' adalah PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) yang merupakan anak usaha Saratoga dengan PBV sebesar 0,38 kali.

Teranyar, Jokowi memerintahkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang untuk mengkaji kebijakan tersebut agar ada penerapan yang lebih luas dan lebih dalam. Presiden menyampaikan hal ini ketika menerima Agus dalam kaitan laporan kunjungan kerja ke Jepang.

"Formulasi perluasan dan pendalaman akan didasari oleh kenaikan tingkat kapasitas silinder kendaraan dikombinasikan dengan local purchase, atau hanya didasari local purchase, dan kemungkinan perubahan time frame-nya," ujar Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (17/3).

Rencana perluasan relaksasi pajak karena ada jenis kendaraan yang kapasitas silindernya di atas 1500 cc dan memiliki local purchase tinggi (di atas 50-60%). Namun karena aturan saat ini hanya mobil yang memiliki batas 1500cc, maka mobil tersebut belum menikmati kebijakan relaksasi ini.

"Kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan," katanya.

Sebelumnya, Presiden menyampaikan keinginan agar kendaraan bermotor (KBM) roda empat dengan kapasitas 2.500 cc juga bisa mendapatkan insentif pajak dalam masa pandemi ini, asalkan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 70%.

"Selain itu, Pemerintah menyambut baik animo masyarakat dalam menikmati fasilitas relaksasi ini, terbukti dengan kenaikan tingkat purchase order sebesar 140,8% (per 12 Maret 2021) setelah ada relaksasi PPnBM kendaraan bermotor," sebut Agus.

Pemerintah meminta agar produsen meningkatkan utilisasi, agar bisa cepat melayani permintaan konsumen yang jauh meningkat ini.

Kebijakan relaksasi PPnBM yang mulai berjalan sejak 1 Maret 2021 diberikanuntuksegmen KBM roda empat segmen sedan dan 4x2 dengan kapasitas mesin di bawah 1500 cc,diproduksi di dalam negeri, serta harus memenuhi persyaratan pembelian lokal (local purchase) yang meliputi pemenuhan jumlah penggunaan komponen yang berasal dari hasil produksi dalam negeri yang dimanfaatkan dalam kegiatan produksi kendaraan bermotor paling sedikit 70 persen.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular