Bayar Utang, TBLA Minta Restu Penerbitan Obligasi Rp 5,6 T

tahir saleh, CNBC Indonesia
15 March 2021 14:32
A worker unloads oil palms at a plantation outside Kuala Lumpur January 29, 2007. REUTERS/Bazuki Muhammad
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan milik Sungai Budi Group, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada Senin ini (15/3/2021).

RUPSLB akan digelar di Hotel Westin-Ruang Padang, Jalan HR Rasuna Said Kav. C-22 A, RT 2/RW 5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, untuk meminta persetujuan penerbitan obligasi global.

Perseroan akan menerbitkan obligasi global sebesar-besarnya US$ 400 juta atau ekuivalen dengan Rp 5.642.000.000.000 atau Rp 5,64 triliun, jumlahnya merupakan 95,81% dari ekuitas perseroan.

Sebab itu rencana transaksi ini memiliki nilai transaksi lebih besar dari 50% berdasarkan Laporan Keuangan perseroan, ekuitas per 31 Desember 2020 Rp 5,89 triliun.

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan di BEI, disebutkan pelaksanaan Rencana Transaksi ini dipertimbangkan oleh TBLA sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas perseroan dalam menunjang kebutuhan operasional, pertumbuhan aset maupun pendanaan perseroan secara umum, termasuk efisiensi dengan melakukan penerbitan obligasi baru.

"Perseroan berkeyakinan bahwa penerbitan Obligasi Baru yang dilakukan akan mendatangkan banyak manfaat bagi perseroan atau entitas anak perseroan di kemudian hari," tulis keterangan TLBA, dikutip Senin (15/3/2021).

Beberapa keuntungan penerbitan obligasi ini yakni bermanfaat terhadap kondisi keuangan dan memperpanjang profil jatuh tempo utang perseroan.

Selain itu, likuiditas bertambah sehingga TBLA bisa melaksanakan rencana-rencana perseroan sejalan dengan strategi bisnis yang telah disusun oleh perseroan.

Manfaat berikutnya yakni adanya diversifikasi sumber pendanaan perseroan dengan jangka waktu pengembalian pokok yang relatif lebih panjang dan bunga yang tetap untuk mendanai pengembangan usaha perseroan apabila dibandingkan dengan alternatif pendanaan lainnya.

"Jatuh tempo pembayaran utang pokok 5 tahun sejak diterbitkannya obligasi. Jaminan yang diberikan jaminan perusahaan anak, dan hukum yang berlaku yakni hukum negara bagian New York," tulis manajemen TBLA.

Adapun indikatif tingkat suku bunga terbaik bagi perseroan dalam rentang tingkat suku bunga antara 6% sampai dengan maksimal 8%.

"Kepastian mengenai tingkat suku bunga akan ditentukan pada saat bookbuilding penerbitan Obligasi Baru, dengan pertimbangan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar yang merupakan beban bunga yang masih dapat mendukung kegiatan operasional Perseroan."

Dana dari obligasi akan dipakai untuk melakukan pembelian kembali dan/atau pelunasan dan/atau pembayaran atas US$ 250 juta, 7% Guaranteed Senior Notes yang diterbitkan oleh TBLA International, yang akan jatuh tempo pada tahun 2023.

Dana juga akan dipakai melunasi utang obligasi perseroan yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tunas Baru Lampung dengan jumlah sebesar Rp 1,50 triliun yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 dan tahun 2025.

Sisa dana untuk menurunkan utang jangka pendek perseroan.

Data BEI mencatat, saham TBLA naik tipis 1,52% di level Rp 1.000/saham pada awal sesi II, Senin ini (15/3). Kapitalisasi pasar emiten perkebunan ini mencapai Rp 5,34 triliun dengan penguatan saham sebulan terakhir naik 5%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lunasi Utang, Tunas Baru Lampung Rilis Obligasi Lagi Rp 5,9 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular