
Investor Gojek Masuk, Saham Raksasa Techno Jepang Ini Terbang

Jakarta, CNCB Indonesia - Saham raksasa teknologi Jepang Rakuten Inc. melonjak 20% pada perdagangan Senin (15/3/2021), memperpanjang reli dan keuntungan saham perusahaan dikerek sentimen penerbitan saham baru perusahaan yang akan meraih dana US$ 2,2 miliar atau setara Rp 31 triliun (kurs Rp 14.000/US$) guna pendanaan untuk bersaing dengan para pesaingnya di AS.
Bahkan pada perdagangan pukul 13.12 WIB, saham Rakuten di Bursa Tokyo melesat 24,10% di posisi 1.545 yen/saham atau setara dengan Rp 204.000/saham (kurs Rp 132/yen Jepang).
Jumat lalu, manajemen Rakuten mengatakan bahwa perseroan akan menjual 8,3% sahamnya kepada raksasa pos dan perbankan Japan Post, yang akan menjadi pemegang saham terbesar di luar keluarga pendiri Mikitani.
Perusahaan internet China Tencent juga akan mengambil 3,6% saham, sementara emiten ritel AS Walmart akan membeli 0,9% saham dalam penerbitan saham baru yang akan dilakukan Rakuten ini.
Sebagai informasi, Tencent juga menjadi investor dari Gojek melalui Tencent Mobility Limited dalam pendanaan seri F di Juli 2010. Raksasa digital asal China ini kembali menyuntikkan modal ke Gojek pada Maret 2020.
Rakuten memiliki lebih dari 70 bisnis mulai dari e-commerce, jaringan seluler, streaming video, dan teknologi keuangan. Rakuten memiliki kapitalisasi pasar sekitar 1,79 triliun yen Jepang (setara US$ 16,4 miliar atau Rp 330 triliun).
Hiroshi Mikitani, pendiri Rakuten, Chairman dan Kepala Eksekutif Rakuten, mengatakan bahwa perusahaannya tumbuh dengan sangat cepat, "bahkan pada ukuran saat ini, dan kami membutuhkan lebih banyak modal untuk pertumbuhan tersebut," katanya kepada CNBC, dikutip Senin (15/3),
Dia menjelaskan bahwa Rakuten dan Japan Post bersama-sama akan mengembangkan kemampuan kecerdasan buatan untuk mendukung bisnis pengiriman - terutama di daerah pedesaan - agar lebih efisien. Kedua perusahaan juga bisa berkolaborasi di fintech, kata Mikitani.
Sementara itu, kerja sama dengan Tencent menandai upaya Rakuten untuk menembus pasar Tiongkok. Mikitani mengatakan perusahaannya memiliki kemitraan yang gagal dengan raksasa internet China Baidu di masa lalu.
"Saya harus sangat jujur dan China telah menjadi pasar yang sangat sulit bagi kami untuk ditembus," katanya kepada "Squawk Box Asia" di CNBC International.
"Sekarang dengan kemitraan dengan Tencent, kami memiliki saluran untuk mengekspor produk Jepang ke pasar China, serta mengekspor konten Jepang ... ke pasar China juga," tambahnya.
Pendapatan Rakuten tahun lalu mencapai 1,46 triliun yen (US$ 13,35 miliar atau setara Rp 187 triliun) - meningkat 15,2% dari tahun lalu. Tapi itu menimbulkan kerugian operasi 93,85 miliar yen (US$ 860,57 juta atau Rp 12 triliun) pada tahun 2020, membalikkan laba operasi 72,75 miliar yen setahun yang lalu.
Pekan lalu, Rakuten mengumumkan perusahaan akan menerbitkan sebanyak 211.656.500 saham baru (rights issue) dengan harga 1.145 yen Jepang atau setara Rp 151.000/saham.
"Investasi baru di Rakuten ini menunjukkan ekspektasi tinggi untuk pertumbuhan dan dampak ekosistem Rakuten dengan layanan seluler sebagai intinya, serta potensi besar untuk kolaborasi lebih lanjut. dengan perusahaan terkemuka dari tiga ekonomi terkemuka dunia," ujarnya, dilansir CNBC, Sabtu (13/3).
"Potensi baru untuk bermitra dengan Tencent membuka peluang portofolio yang luas, mulai dari hiburan digital, termasuk game online, hingga e-commerce. Kami juga senang memiliki komitmen keuangan Walmart karena mereka terus berinvestasi di masa depan ritel," tambahnya.
Mikitani juga menyatakan bahwa Rakuten menghadapi kekuatan teknologi yang sangat kuat yang dipimpin oleh GAFA (Google, Amazon, Facebook dan Apple). Hal ini mendorong perusahaan itu untuk melakukan pengembangan demi menahan laju dominasi GAFA.
Didirikan pada tahun 1997, Rakuten memiliki lebih dari 70 bisnis dan 1,4 miliar anggota di seluruh dunia. Rakuten Ichiba adalah salah satu situs e-niaga terbesar di Jepang, dengan nilai pasar Rakuten mencapai US$ 16,5 miliar (Rp 231 triliun).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rakuten Rilis Saham Baru Rp 31 T, 3 Raksasa Ini Bakal Serap!