Eks Bos Bursa Bandingkan ARTO vs TLKM dkk, Apa Katanya?

tahir saleh, CNBC Indonesia
15 March 2021 09:17
Direktur Utama Bursa Efek Jakarta periode 1991-1996, Hasan Zein Mahmud. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Foto: Direktur Utama Bursa Efek Jakarta periode 1991-1996, Hasan Zein Mahmud. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)

Hasan pun membandingkan saham ARTO dengan saham big cap lainnya, termasuk BUMN Telkom.

"Saya lebih memilih yang konvensional konvensional saja. Ilmu saya baru mampu mendekati tingkat itu. Untuk mulai dengan transparansi, saya perlu men-disclose bahwa 50 % nilai portfolio saya ditempati oleh saham TLKM. Mungkin ada kaitannya juga dengan gegap gempita ARTO. Karena TLKM punya andil di Gojek. Dan Gojek punya penyertaan di LinkAja. Siapa tahu TLKM ikut kecipratan berkah ARTO," katanya.

Data BEI mencatat, saham TLKM ditutup di level Rp 3.450/saham pada Jumat lalu (13/3), dengan kapitalisasi pasar Rp 341 triliun. Sepekan sahamnya naik 3,92% dan sebulan naik 8,15%. Dalam 6 bulan terakhir saham induk Telkomsel ini melesat 21%.

"Memilih TLKM membuktikan bahwa analisis saya masih sangat konvensional. Ilmu saya baru sampai ke tingkat itu," kata Hasan.

Dia menganalisis, TLKM itu punya beberapa keunggulan. Pertama, berada di industri yang strategis dan punya posisi leading dalam industri itu.

Kedua, memiliki jaringan dan infrastruktur yang tidak akan terkejar oleh peers (pesaingnya).

"Kecuali TLKM jalan di tempat. Ketiga, memiliki barisan "cash cow" yang lengkap dan subur kalau dikelola dengan apik. Ada Telkomsel, Indihome, Mitratel, MDI Ventures, Link Aja dst. Keempat, struktur yang gendut, lamban dan tidak efisien, tampaknya sedang dibenahi dengan serius."

"Boleh jadi ARTO ditakdirkan menjadi distributor harta karun jaman modern. Aku nonton saja di pinggiran. Sambil berceloteh sebagai penonton yang terpesona," katanya.

Hanya saja, Hasan juga menganalisis potensi digitalisasi ke depan yang akan menjadi sentimen positif bagi emiten yang memanfaatkan digitalisasi ini.

Pertama, pemanfaatan data nasabah akan mempercepat dan memudahkan pelayanan nasabah. Sebagian besar pekerjaan administratif bisa dilakukan oleh nasabah sendiri. Kebutuhan ruang, jumlah tenaga pegawai dan waktu bisa diminimalkan, tak membutuhkan cabang dan unit pelayanan yang besar. Akibatnya biaya operasi akan sangat murah.

Kedua, kerja sama dengan unicorn penyedia aplikasi bisnis online membuka jaringan yang luas. Jumlah nasabah/pemakai jasa adalah kekayaan sebenarnya sebuah bank, juga bisnis online. Gojek memiliki 38 pengguna jasa. LinkAja mencapai lebih dari 50 juta. Jumlah yang nyaris mustahil dicapai tanpa kolaborasi.

"Tanpa digitalisasi. Dari situ potensi DPK [dana pihak ketiga] yang besar. Nyaris captive market."

Ketiga, sumber dana super murah. Saldo yang selama ini mengendap di fintech praktis tanpa biaya dana. Dana ini akan menjadi DPK bank digital

Namun ada beberapa constrains atau batasan yang boleh jadi lupa diperhitungkan di tengah euforia yang gegap gempita digitalisasi.

Pertama, pengguna jasa Gojek itu, diakui, mayoritas adalah unbanked dan underbanked. "Berharap ada saldo mengendap rata rata US$ 700, (rata rata ASEAN), agak berlebihan. Konon ada uang mengendap Rp 30 triliun di Gopay. Kalau pengguna jasanya 38 juta, artinya rata rata hanya kurang dari Rp 800.000," jelasnya.

Kedua, bank digital bukan cuma ARTO. Digibank milik DBS Bank Indonesia yang berada dalam satu grup dengan bank besar (BUKU IV) akan memiliki keunggulan tersendiri.

Ketiga, pengembangan teknologi memerlukan biaya besar dan keempat dari kacamata penjaminan dana, kreativitas pengembangan produk dibatasi oleh ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Kelima, mobilisasi DPK adalah suatu hal. "Menyalurkan kredit merupakan hal yang berbeda. Bukankah unbanked itu artinya tidak bankable dari kacamata penyaluran kredit."

Penyaluran kredit UMKM saja, merupakan persoalan yang tak mudah. "Di Indonesia, hingga saat ini baru BBRI [Bank Rakyat Indonesia] yang telah membuktikan keberhasilan menyalurkan dana ke segmen mikro. Apatah lagi kredit ke unbanked people?

"Pasar digerakkan oleh persepsi. Persepsi terbentuk dari pemahaman," jelasnya.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular