
Ampun Bank Jago! Saham ARTO Terbang Lagi Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) ditutup melesat 11,79% di level Rp 4.360/saham pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (21/12/2020), setelah bank yang dulu bernama Bank Artos Indonesia ini resmi dicaplok 22% sahamnya oleh Gojek via Gopay.
Data perdagangan mencatat, saham ARTO naik 11,79% dengan nilai transaksi Rp 60,86 miliar, dan volume perdagangan 13,65 juta saham.
Kapitalisasi pasar Bank Jago mencapai Rp 47,33 triliun, dengan catatan beli bersih asing di sesi I Rp 11,69 miliar.
Dalam 5 hari perdagangan terakhir akumulatif, saham Bank Jago naik 18%, sebulan melesat 50%, dan 6 bulan meroket 330%.
Jumat pekan lalu (18/12), Gojek akhirnya mengumumkan investasi membeli 22% saham Bank Jago yang merupakan bank berbasis teknologi di Indonesia.
Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana investasi jangka panjang dan kemitraan strategis Gojek dan Bank Jago untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia yang juga digencarkan pemerintah.
Pengumuman akuisisi ini mengesahkan transaksi jumbo yang terjadi di pasar saham dalam negeri di Jumat. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 4 transaksi jumbo saham ARTO, di pasar negosiasi.
Transaksi itu yakni penjualan investor asing yang menggunakan broker PT Indo Capital Sekuritas (IU), PT UOB Kay Hian Sekuritas (AI), dan PT UBS Sekuritas (AK) dan pembelinya investor domestik yang menggunakan broker PT Trimegah Sekuritas (LG).
Jumlah transaksi di pasar nego ini sangatlah masif yakni sebanyak 19,56 juta lot ARTO senilai Rp 2,25 triliun. Transaksi ini sendiri sebesar 18,01% dari jumlah saham ARTO yang beredar.
Transaksi ini juga muncul setelah awal pekan lalu pada Senin (14/12/20) terjadi juga transaksi jumbo di pasar negosiasi yakni transaksi crossing (tutup sendiri satu broker yang sama) oleh PT Trimegah Sekuritas (LG) dengan jumlah transaksi sebanyak 4,49 juta lot ARTO senilai Rp 524 miliar. Transaksi ini sebesar 4,13% dari jumlah saham ARTO yang beredar.
Bila transaksi ini dilakukan oleh investor yang sama, maka sang investor tersebut telah menggenggam saham Bank Jago 22,14%.
Manajemen Gojek menegaskan, tujuan utama dari kolaborasi strategis ini adalah menyediakan layanan perbankan digital melalui platform Gojek, sehingga jutaan pelanggan Gojek dapat membuka rekening Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi Gojek.
Kolaborasi ini juga membuka potensi kerja sama dengan berbagai institusi keuangan dan perbankan lain untuk mendukung mereka menjangkau lebih banyak konsumen.
Di sisi lain, manajemen Gojek menyatakan, pangsa perbankan digital di Indonesia sangat luas.
Namun pihak Gojek menyatakan, terlaksananya transaksi ini tidak mengubah pengendalian saham di Bank Jago. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan saham 51%.
"Investasi di Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depannya. Kemitraan dengan Bank Jago adalah sebuah pencapaian baru bagi Gojek dalam menyediakan berbagai solusi dari masalah sehari-hari melalui teknologi," kata Andre Soelistyo, Co-CEO Gojek, dalam pernyataan resmi, Jumat (18/12/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Baru Pegang 22% Saham Bank Jago, Benarkah GoPay?
