Bursa AS

Stimulus Jumbo! Wall Street Rekor, Saham Facebook dkk Meroket

tahir saleh, CNBC Indonesia
12 March 2021 06:20
Presiden terpilih Joe Biden. (AP/Evan Vucci)
Foto: Presiden terpilih Joe Biden. (AP/Evan Vucci)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak tiga indeks utama di bursa Wall Street AS ditutup kompak melesat pada penutupan perdagangan Kamis waktu AS (11/3/2021) atau Jumat pagi waktu Indonesia (12/3) dengan penguatan dipimpin oleh Nasdaq dan S&P.

Bahkan indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup pada level tertinggi sepanjang masa pada Kamis seiring dengan sentimen penurunan kekhawatiran tentang kenaikan inflasi, dan terjadi penurunan klaim pengangguran mingguan yang lebih besar dari perkiraan.

Selain itu penandatanganan RUU stimulus besar-besaran sepanjang sejarah AS yakni US$ 1,9 triliun atau setara Rp 27.000 triliun (kurs Rp 14.000/US$) memperkuat ekspektasi pemulihan ekonomi yang kuat.

Data perdagangan menunjukkan, saham mega-cap Microsoft Corp (+2,03%), Apple Inc (+1,65), Facebook Inc (+3,39%) dan Amazon.com Inc (+1,83) memimpin reli, menutup kerugian dari penurunan harga saham baru-baru ini dan membantu indeks utama S&P 500 melampaui level penutupan tertinggi pada 12 Februari di posisi 3.934,83.

Data CNBC menunjukkan, Indeks S&P 500 ditutup naik 1,04% di posisi 3.939,34, sementara DJIA naik 0,58% di level 32.485, sedangkan Nasdaq menguat hingga 2,52% di posisi 13.398.

Dengan level penutupan itu, Dow Jones mencetak rekor baru untuk sesi keempat perdagangan berturut-turut, sementara level Nasdaq saat ini lebih rendah 5% di bawah level tertinggi 12 Februari lalu setelah merosot lebih dari 10% untuk mengkonfirmasi koreksi pada awal minggu ini.

Presiden Joe Biden menandatangani RUU stimulus senilai US$ 1,9 triliun menjadi undang-undang pada ari Kamis, memperingati satu tahun penutupan AS atas pandemi virus corona. Stimulus terbesar sepanjang sejarah AS itu diteken untuk memberikan bantuan kepada orang Amerika dan meningkatkan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Paket bantuan, di atas pemulihan yang sedang berlangsung yang dipicu oleh dimulainya vaksinasi virus corona dan kekhawatiran inflasi yang memudar, mendorong pasar," kata Jason Pride, Kepala Investasi Wealth Management di Glenmede, Philadelphia, dilansir Reuters, Jumat (12/3).

Sementara itu, saham-saham emiten teknologi memimpin penguatan pada perdagangan Kamis, investor mulai merotasi ke saham-saham bernilai tinggi.

"Ada pemulihan dalam penilaian perusahaan-perusahaan yang lebih terkena dampak epidemi dan pengembalian penilaian perusahaan yang lebih terisolasi dan bahkan mungkin diuntungkan dari pandemi," kata Pride.

"Pasar diperdagangkan pada valuasi yang ekstrem saat ini," katanya.

Di sisi lain, rendahnya klaim pengangguran dari perkiraan orang Amerika pada pekan lalu karena vaksinasi memungkinkan lebih banyak segmen ekonomi untuk dibuka kembali.

"Penurunan klaim pengangguran adalah sentimen positif lain untuk pekan ini, dan pertanda kuat bahwa kami membuat beberapa langkah menuju kehidupan pra-pandemi," kata Mike Loewengart, Direktur Pelaksana Strategi Investasi di ETrade Financial.

Adapun lelang US Treasury, obligasi AS terbaru, senilai US$ 24 miliar, tenor 30 tahun, tidak memicu kembali kekhawatiran inflasi, tidak seperti lelang obligasi tenor 7 tahun yang lemah pada bulan lalu. Kondisi ini membantu menaikkan imbal hasil yang lebih tinggi.

"Alur cerita itu sedikit berkurang," kata Pride, menunjuk pada data harga konsumen yang pulih untuk Februari.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Tengah Ancaman Resesi, Wall Street Dibuka Menghijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular