Emiten Sandi Uno & Edwin Soeryadjaya Untung Rp 8,82 T di 2020

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 March 2021 18:00
Saratoga
Foto: Houtmand/CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten investasi yang terafiliasi dengan pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 8,82 triliun sepanjang tahun 2020. Perolehan tersebut meningkat 20% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tahun 2020, emiten bersandi SRTG ini mencatatkan keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp 8,41 triliun dari akhir Desember 2019 sebesar Rp 6,22 triliun.

Nilai ini secara rinci terdiri dari investasi dalam saham infrastruktur Rp 3,06 triliun, sumber daya alam Rp 5,57 triliun, produk konsumen masih merugi Rp 276,75 miliar. Sedangkan, investasi pada efek ekuitas lainnya sebesar Rp 45,80 miliar.

Penghasilan dari dividen tercatat sebesar Rp 750,55 miliar, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 1,99 triliun. Sedangkan, pendapatan bunga sebesar Rp 17,42 miliar.

Sementara itu, nilai portofolio investasi yang juga terlihat dari nilai aset bersih (net asset value) Saratoga di akhir tahun 2020 melesat 39% hingga senilai Rp 31,70 triliun. Sedangkan, beban usaha sedikit mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 157,01 miliar menjadi Rp 182,22 miliar pada 31 Desember 2020.

Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya menyatakan, bahwa kinerja perusahaan-perusahaan portofolio investasi Saratoga yang solid pada saat pandemi 2020 menjadi kunci pencapaian perseroan. Hal itu tercermin dari kenaikan nilai investasi Saratoga di sejumlah perusahaan portofolio dan pembayaran dividen.

"Kami bersyukur di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19 Saratoga berhasil menjaga momentum pertumbuhannya dan meraih kinerja yang baik. Sebagai perusahaan investasi yang memiliki pengalaman panjang di Indonesia, Saratoga mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan mengelola semua risiko dan secara konsisten menerapkan strategi diversifikasi," kata Michael Soeryadjaya, dalam siaran pers, Selasa (9/3/2021).

Sepanjang 2020, menurut Michael, Saratoga berfokus pada pengembangan strategi perusahaan untuk mempertahankan ketahanan operasional selama pandemi, baik pada perusahaan induk maupun seluruh perusahaan investasi. Target ketahanan operasional ini terbukti dapat dicapai dengan baik.

Pada tahun 2020 nilai investasi Saratoga di PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mengalami kenaikan 120 persen menjadi Rp 10,18 triliun dan nilai investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) naik 56 persen menjadi Rp 12,64 triliun.

Saratoga membukukan pendapatan dividen di tahun 2020 sebesar Rp 750 milliar yang dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp 215 miliar, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) Rp 214 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) sebesar Rp 210 miliar dan PT Provident Agro Tbk (PALM) sebesar Rp 105 miliar.

Michael menambahkan, Saratoga akan terus mencari peluang-peluang investasi baru dan ikut mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

"Kami berharap program vaksinasi yang kini tengah berjalan dapat segera memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan menghentikan pandemi ini. Saratoga akan terus aktif menjalankan strategi, sehingga pertumbuhan perusahaan akan semakin optimal ketika pandemi telah berakhir," tambahnya.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, selama pandemi sejumlah perusahaan portofolio Saratoga menemukan momentum pertumbuhan bisnisnya. Ia menyebut kinerja MDKA yang terus menguat berkat kenaikan harga komoditas emas dan tembaga yang sangat tinggi di tahun 2020.

Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19 hingga saat ini, emas sebagai "safe haven" masih akan menjadi obyek investasi utama di dunia. Peluang inilah yang akan semakin memperkuat fundamental MDKA ke depan.

Selain itu, Devin melanjutkan, migrasi masyarakat yang semakin cepat ke ekosistem digital telah memberikan peluang yang semakin besar kepada PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG), sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi.

Sedangkan, di sektor konsumer, PT Deltomed yang memproduksi obat-obatan herbal berhasil mengoptimalkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk kesehatan selama pandemi ini.

PT Famon Awal Bros Sedaya, grup rumah sakit Saratoga juga terus mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan COVID-19 melalui penyediaan ruangan khusus untuk pasien COVID-19 serta pelayanan rapid test drive-thru.

"Sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga terus mendampingi perusahaan-perusahaan portofolio untuk bertumbuh dan mengoptimalkan setiap peluang yang ada. Dalam situasi yang masih akan sangat dinamis dan menantang ini, cost ratio Saratoga terhadap nilai aset bersih yang masih rendah di kisaran 1 persen, akan membantu menjaga performa perseroan untuk tetap solid," ungkapnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular