Perhatian! 'Bandar Besar' Borong 10 Saham Ini Sepekan

tahir saleh, CNBC Indonesia
08 March 2021 06:20
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Selain itu, asing juga tercatat melepas saham-saham ini dalam sepekan lalu. Sebagian besar juga kategori saham-saham unggulan.

5 Top Foreign Net Sell (1-5 Maret), Reguler

1. Astra (ASII), net sell Rp 268 M, saham +1,85% Rp 5.500

2. Gudang Garam (GGRM), Rp 131 M, saham +0,27% Rp 36.600

3. Sarana Menara (TOWR), Rp 103 M, saham -7,11% Rp 1.175

4. Adaro (ADRO), Rp 95 M, saham flat Rp 1.180

5. Ciputra Development (CTRA), Rp 89 M, saham -2,16% Rp 1.130

Sepanjang pekan lalu, beberapa sentimen dalam negeri membuat IHSG sempat melesat kendati jika dihitung sepekan hanya naik tipis.  IHSG mengawali pekan lalu dengan reli sebesar 1,55% hingga terkatrol ke level psikologis 6.300.

IHSG kemudian mendapatkan katalis positif dari pembebasan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) bagi pembelian properti. PPN merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari Barang/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN selama ini dibebankan pada penjualan rumah dari pengembang properti ke penjual.

Namun 3 hari kemudian, kondisi berbalik di mana IHSG terkoreksi 1,35% pada Kamis, sehingga balik ke level psikologis 6.200. Pemicunya adalah kenaikan kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika serikat (AS) tenor 10 tahun atau US Treasury, setelah turun 3 hari beruntun.

Pada hari itu, imbal hasil surat utang yang menjadi acuan di AS tersebut nyaris menyentuh level 1,5%.

Koreksi berlanjut kembali pada Jumat, meski muncul kabar positif dari Bank Indonesia (BI) berupa kenaikan cadangan devisa Februari menjadi US$ 138,8 miliar, atau rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Tim Riset CNBC Indonesia menilai, kenaikan yield memang menjadi risiko yang menekan pasar keuangan global. Jika level 1,5% terlewati, pasar khawatir terjadi taper tantrum di mana bank sentral AS menghentikan pembelian surat utang di pasar yang bisa memicu gejolak di pasar keuangan global.

Taper tantrum mengacu pada istilah efek pengumuman kebijakan moneter AS yang langsung memukul kurs sejumlah negara berkembang. Disebut taper tantrum karena efek itu langsung muncul walaupun tindakan kebijakan moneter belum dilakukan

Walhasil, IHSG pun ikut tertekan dan gagal naik kelas ke level psikologis 6.300 pada pekan lalu. Meski demikian, secara tahun berjalan indeks acuan bursa tersebut terhitung masih melesat 4,64% atau 277,68 poin.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular