Siap-siap! Holding BUMN Panas Bumi Jajaki IPO Rp 7 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 March 2021 10:55
geo dipa, geothermal, panas bumi, patuha
Foto: Arif Gunawan S.

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pemilik pembangkit listrik panas bumi (PLTP) atau geothermal milik perusahaan BUMN dikabarkan akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Aksi korporasi ini diperkirakan akan dapat menghasilkan dana mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Rencana IPO ini sejalan dengan pembentukan holding geothermal dari tiga perusahaan pembangkit milik BUMN yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal dan PT Geo Dipa Energi (Persero).

Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui rencana ini, timeline pelaksanaan IPO ini masih bisa berubah. Namun pihak kementerian maupun perusahaan masih menolak untuk memberikan komentar.

CNBC Indonesia mencoba menghubungi Riki Firmandha Ibrahim, Direktur Utama Geo Dipa Energi terkait dengan kabar ini, tetapi belum ada keterangan resmi soal IPO ini.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan ketiga perusahaan di sektor panas bumi ini kini sedang mengerjakan sejumlah proyek panas bumi.

"Kalau digabung, sinergi secara lebih optimal, tidak akan hilang tiga BUMN-nya. Akan terjadi penguatan, maka percepatan akan terjadi juga," kata dia.

Penggabungan ketiga perusahaan ini diperkirakan akan memiliki total kapasitas listrik menjadi 1.022,5 megawatt (MW). Sedangkan berdasarkan data Kementerian ESDM secara nasional, kapasitas terpasang dari PLTP mencapai 2.130,7 MW atau hanya mencapai 8,9% dari sumber daya yang tersedia.

Adapun salah satu calon anggota holding ini, Geo Dipa Energi memiliki sejumlah proyek PLTP antara lain wilayah kerja panas bumi (WKP) Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dan WKP Patuha, Jawa Barat.

Perusahaan juga tengah menyelesaikan proyek PLTP Dieng skala kecil berkapasitas 10 MW , PLTP Dieng Unit 2 dan 3 dengan kapasitas 2 x 55 MW, PLTP Patuha Unit 2 dan 3 berkapasitas 2 x 55 MW, dan PLTP Candradimuka, Kota Banjarnegara, Jawa Tengah 40 MW.

Selain mengembangkan proyek PLTP di wilayah kerja panas bumi yang telah beroperasi, perusahaan juga melanjutkan kegiatan eksplorasi pada empat area prospek, antara lain Candradimuka, Jawa Tengah, Cimanggu Patuha, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Candi Umbul Telomoyo, Jawa Tengah, dan Arjuno Wilerang, Jawa Timur.

Hingga akhir 2020, Indonesia tercatat memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia yakni mencapai 23.965,5 MW, di bawah Amerika Serikat yang memiliki sumber daya sebesar 30.000 MW.

"Perlu dikemukakan bahwa Geo Dipa dalam usia 20 tahun berjalan ini hanya fokus pada penugasan pemerintah tersebut seperti yang disampaikan, dan Geo Dipa (Persero) sebagai BUMN tidak mengerjakan di luar penugasan," kata Riki Firmandha Ibrahim, kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/02/2021).

Selain mengembangkan proyek PLTP di wilayah kerja panas bumi yang telah beroperasi, perseroan menurutnya juga melanjutkan kegiatan eksplorasi pada empat area prospek, antara lain Candradimuka, Jawa Tengah, Cimanggu Patuha, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Candi Umbul Telomoyo, Jawa Tengah, dan Arjuno Wilerang, Jawa Timur.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Ungkap PGE Bakal Gaet Mitra Strategis Sebelum IPO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular