Analisis Teknikal

Bahaya Masih Mengintai, Hati-hati IHSG Bisa Drop Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
03 March 2021 12:41
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia -Sempat sekali mencicipi zona merah,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan sesi pertama Rabu (3/3/2021), mengikuti tren penguatan di bursa regional dan kabar positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka naik 0,31% ke 6.378,79 dan berakhir di level 6.370,639 pada penutupan sesi pertama, atau menguat 0,18% (11,43 poin). IHSG sempat melemah pada jelang pukul 09:10 WIB, tetapi sejam kemudian berbalik arah ke zona hijau.

Menurut data RTI, sebanyak 199 saham menguat, 248 tertekan dan 183 lainnya flat. Nilai transaksi bursa kembali susut yakni menjadi Rp 6,4 triliun. Investor asing hari ini melakukan aksi buru saham dengan nilai pembelian bersih (net buy) Rp 89,1 miliar di pasar reguler.

Sentimen positif hari ini muncul dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang kembali memberikan relaksasi berupa pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) atas dividen yang diterima oleh wajib pajak.

Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.03/2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Dari luar negeri, kabar positif muncul dari Amerika Serikat (AS) di mana perangkat GDPNow milik Federal Reserve (The Fed) Atlanta menunjukkan PDB Negara Adidaya tersebut pada kuartal I-2021 akan tumbuh 10%.

Kalkulasi perangkat tersebut menggunakan data-data ekonomi AS terbaru, sehingga di awal kuartal prediksinya cenderung volatil, dan akan semakin akurat mendekati akhir kuartal. Hal ini menciptakan optimisme bahwa pemulihan ekonomi terjadi di Negeri Sam, yang akan memicu efek berantai ke negara lain di seluruh dunia.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas tengah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.413. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.314.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 68 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual, akan tetapi RSI terkonsolidasi turun setelah sebelumnya menyentuh level jenuh beli sehingga menandakan IHSG akan terkoreksi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas tengah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsilidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular