
Sambut Insentif Pajak Dividen, IHSG Ditutup Hijau di Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat sekali mencicipi zona merah,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan sesi pertama Rabu (3/3/2021), mengikuti tren penguatan di bursa regional dan kabar positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
IHSG dibuka naik 0,31% ke 6.378,79 dan berakhir di level 6.370,639 pada penutupan sesi pertama, atau menguat 0,18% (11,43 poin). IHSG sempat melemah pada jelang pukul 09:10 WIB, tetapi sejam kemudian berbalik arah ke zona hijau.
Menurut data RTI, sebanyak 199 saham menguat, 248 tertekan dan 183 lainnya flat. Transaksi bursa masih tinggi dengan 13,1 miliar lebih saham diperdagangkan, sebanyak 823.000-an kali. Nilai transaksi bursa kembali susut yakni menjadi Rp 6,4 triliun.
Investor asing hari ini melakukan aksi buru saham dengan nilai pembelian bersih (net buy) Rp 89,1 miliar di pasar reguler. Saham yang diburu terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai beli Rp 281,1 miliar. Saham perseroan naik 0,43% (150 poin) ke Rp 35.225/saham,
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali merajai dari sisi nilai transaksi, meski nilainya susut, menjadi sebesar Rp 297,9 miliar, atau drop dari awal tahun yang bisa mencapai Rp 1 triliun hanya pada sesi pertama. Saham BUMN ini susut 1,47% (40 poin) ke Rp 2.690/unit.
Sentimen positif hari ini muncul dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang kembali memberikan relaksasi berupa pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) atas dividen yang diterima oleh wajib pajak.
Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.03/2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Dari luar negeri, kabar positif muncul dari Amerika Serikat (AS) di mana perangkat GDPNow milik Federal Reserve (The Fed) Atlanta menunjukkan PDB Negara Adidaya tersebut pada kuartal I-2021 akan tumbuh 10%.
Kalkulasi perangkat tersebut menggunakan data-data ekonomi AS terbaru, sehingga di awal kuartal prediksinya cenderung volatil, dan akan semakin akurat mendekati akhir kuartal. Hal ini menciptakan optimisme bahwa pemulihan ekonomi terjadi di Negeri Sam, yang akan memicu efek berantai ke negara lain di seluruh dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi China Terjaga, IHSG Bertahan Hijau di Closing Sesi 1