
Deg-deg Ser, Tak Sabar Lihat IHSG ke Level 6.400 di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat sekali tercelup di zona merah,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan sesi pertama Selasa (2/3/2021), mengikuti tren penguatan di bursa global dan kabar positif pengiriman vaksin dari China.
IHSG dibuka naik 0,46% ke 6.367,43 dan berakhir di level 6.344,764 pada penutupan sesi pertama, atau menguat 0,1% (6,25 poin). IHSG sempat melemah pada jelang pukul 10:00 WIB, tetapi selang 10 menit berbalik arah ke zona hijau. Menurut data RTI, sebanyak 217 saham menguat, 233 tertekan dan 169 lainnya flat.
Transaksi bursa kembali meningkat dengan 13,9 miliar lebih saham diperdagangkan, sebanyak 939.000-an kali. Nilai transaksi bursa masih terbatas yakni sebesar Rp 8 triliun.
Dari pasar global, Turunnya yield Treasury langsung membawa bursa saham AS (Wall Street) meroket pada perdagangan Senin waktu setempat.
Indeks Dow Jones menguat 1,95%, S&P 500 meroket 2,38%, dan Nasdaq memimpin setelah melesat lebih dari 3%. Sepanjang pekan lalu ketiga indeks ini terpuruk akibat naiknyayieldTreasury.
Yieldyang tinggi akan memikat investor mengalihkan dananya dari bursa saham ke pasar obligasi.
"Yieldsangat menentukan. Di kisaran 1,5%, yield obligasi bisa kompetitif dibandingkan dividendyielddi pasar saham. Ingat, tidak ada risiko di obligasi, uang Anda kembali 100%," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel yang berbasis di Virginia (AS), seperti dikutip dari Reuters.
Ketua The Fed, Jerome Powell, pada rapat kebijakan moneter 16 - 17 Maret waktu setempat diperkirakan akan mengaktifkan kembali Operation Twist yang pernah dilakukan 10 tahun yang lalu, saat terjadi krisis utang di Eropa.
Operation Twist dilakukan dengan menjual obligasi AS tenor pendek dan membeli tenor panjang, sehingga yield obligasi tenor pendek akan naik dan tenor panjang menurun. Hal tersebut dapat membuat kurva yield melandai.
The Fed sudah 2 kali menjalankan Operation Twist, pada 2011 dan 1961.CNBC Internationalmelaporkan pelaku pasar yang mengetahui perihal operasi tersebut mengatakan jika The Fed sudah menghubungi dealer-dealer utama untuk menjalankan operasi tersebut.
Mark Cabana, ahli strategi suku bunga di Bank of America Global Research, mengatakan Operation Twist merupakan kebijakan yang sempurna untuk meredam gejolak di pasar obligasi.
"Operation Twist, dengan menjual obligasi tenor rendah dan membeli tenor panjang secara simultan adalah kebijakan yang sempurna menurut pandangan kami," kata Cabana, sebagaimana dilansirCNBC International, Senin (1/3/2021).
Cabana menyebut Operation Twist "membunuh tiga burung dengan satu batu". Yang pertama menaikkan yield jangka pendek, kemudian stabilitas yield jangka panjang, serta tidak akan menaikkanbalance sheet.
Dari dalam negeri, kabar positif muncul dengan datangnya dosis baru vaksin Sinovac. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menyampaikan hari ini vaksin buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech Ltd akan datang.
Menurut informasi yang disampaikan Tim Komunikasi Publik, vaksin virus Corona tersebut dijadwalkan akan tiba di Banda Soekarno Hatta, Tangerang Banten siang ini pukul 12.16 WIB.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.375. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.321.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 64 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500