
Baca Dulu 9 Kabar Penting Ini Sebelum Berburu Saham Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Atmosfer perdagangan di bursa saham domestik hari ini, Selasa (2/2/2021), cenderung positif. Investor tampaknya masih akan melakukan akumulasi beli dan ada peluang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hijau.
Ada sejumlah kabar yang dihimpung CNBC Indonesia yang bisa dijadikan referensi sebelum memulai perdagangan hari ini. Kabar pasar ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan untuk jual beli saham.
1. 27 Perusahaan Berencana Melantai di BEI
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diramaikan dengan rencana 27 perusahaan yang akan melakukan pencatatan saham (intial public offering).
Ke-27 perusahaan tersebut terdiri dari 4 perusahaan dari sektor Basic Materials, 2 perusahaan dari sektor Industrials, 3 perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals, 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals, 3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.
Selanjutnya, 4 perusahaan dari sektor Technology, 1 perusahaan dari sektor Infrastructures, dan 3 perusahaan dari sektor Energy.
Jumlah tersebut praktis akan menambah jumlah emiten di BEI dimana hingga awal Maret ini sebanyak tujuh perusahaan baru telah tercatat di pasar saham dalam negeri.
Selain kabar mengenai rencana IPO ini, terdapat beberapa kabar lainnya yang dapat disimak oleh pelaku pasar sebelum perdagangan hari ini dibuka.
Berikut beberapa kabar pasar yang layak disimak oleh pelaku pasar sebelum perdagangan Selasa (2/3/2020) dibuka.
2. Kebut Vaksin, Bio Farma-KAEF Pepet Sinopharm & Moderna
Perusahaan farmasi PT Bio Farma (Persero) dan anak usahanya PT Kimia Farma Tbk (KAEF) saat ini tengah melakukan penjajakan dengan dua produsen vaksin Covid-19, Sinopharm asal China dan Moderna dari AS. Kedua vaksin ini akan digunakan untuk program vaksinasi Gotong Royong.
Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan kedua vaksin ini menggunakan platform yang berbeda. Moderna menggunakan platform mRNA akan didatangkan oleh Bio Farma, sedangkan vaksin Sinopharm menggunakan platform inactivated akan didatangkan oleh Kimia Farma.
3. Bukan Pieter Tanuri, Ini Dia Penjual BOLA Rp 99 M ke Kaesang
Salah satu pemegang saham emiten klub sepakbola asal Gianyar, Bali United atau PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), Miranda melepas kepemilikan sahamnya.
Dalam dokumen yang disampaikan Miranda di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Miranda melepas sebanyak 300 juta saham BOLA di harga Rp 330 per saham atau setara Rp 99 miliar.
Transaksi tersebut sudah dilakukan pada 16 Februari 2021. "Tujuan transaksi untuk realisasi investasi dengan status kepemilikan langsung," kata Miranda, dikutip Senin (1/3/2021).
4. Disuntik Sindikasi Utang Rp 5,7 T, Saham CENT Sudah Cuan 192%
Emiten menara Grup Northstar, PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) mendapat fasilitas pinjaman sindikasi dari tiga bank senilai Rp 5,7 triliun.
Tiga bank yang memberikan fasilitas pinjaman tersebut yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI), yang diteken pada 24 Februari 2021.
Fasilitas pinjaman tersebut juga akan diberikan kepada empat entitas anak perseroan yakni, PT Centratama Menara Indonesia, PT Mac Sarana Djaya, PT Fastel Sarana Indonesia dan PT Network Quality Indonesia.
5. Bos Properti Grup Sinarmas: DP Rumah 0% Bakal Kerek Penjualan
Emiten properti Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) merespons positif kebijakan pemerintah yang memberikan relaksasi uang muka (down payment/DP) nol persen bagi Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Keringanan ini diyakini menjadi angin segar bagi emiten properti meningkatkan penjualan yang tahun lalu sempat tertahan akibat pandemi Covid-19.
Direktur BSDE, Hermawan Wijaya menyampaikan, adanya kebijakan uang muka 0% untuk pembelian hunian, bahkan pemerintah menghapus pencairan bertahap sehingga pencairan bisa dilakukan sekaligus dari nilai KPR. Kebijakan tersebut sangat membantu bagi calon pembeli maupun pengembang.
6. Pendapatan Drop, Laba SMGR Malah Naik jadi Rp 2,79 T
Produsen semen BUMN, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tercatat membukukan kenaikan laba bersih sebesar 16,72% secara tahunan (year on year/YoY) pada akhir 2020 menjadi Rp 2,79 triliun. Pada periode yang sama tahun 2019 tercatat laba bersih perseroan sebesar Rp 2,39 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, terjadi kenaikan laba bersih per saham menjadi senilai Rp 471 dari sebelumnya Rp 403.
Kenaikan laba bersih ini terjadi ketika perusahaan mengalami penurunan pendapatan sebesar 12,87% YoY menjadi senilai Rp 35,17 triliun pada akhir tahun lalu.
7. Gegara Covid, Leasing Grup Astra Setop Rilis Obligasi Rp 15 T
Perusahaan leasing sepeda motor Grup Astra, PT Federal International Finance (FIF) memutuskan untuk menyetop penerbitan obligasi dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV dengan total emisi yang dihimpun Rp 15 triliun. Penghentian ini imbas dari pandemi Covid-19.
"Penghentian PUB IV dilakukan perseroan dengan mempertimbangkan dampak dari pandemi Covid-19 terhadap kebutuhan sumber pendanaan di mana perseroan telah melakukan penyesuaian sumber pendanaan terhadap target pembiayaan dan tingkat kolektibilitas," kata Presiden Direktur FIF Group, Margono Tanuwijaya, dalam keterangannya, Senin (1/3/2021).
8. Merger Vision , Emiten Hary Tanoe Tunggu Restu Bursa Nasdaq
Emiten media digital PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) milik taipan Hary Tanoesoedibjo mengakui masih dalam proses menjajaki penggabungan atau merger antara Vision , MNC Play, dengan Malacca Straits Acquisition Co.
Malacca Straits Acquisition adalah perusahaan cek kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang tercatat di Bursa Nasdaq AS dengan kode saham MLAC.
Muharzi Hasril, Corporate Secretary IPTV, mengatakan bahwa informasi merger tersebut benar adanya tetapi bukan dari perusahaan sebagai sumber informasinya.
8. Jualan Drop di 2020, Laba Japfa Ambles 48% Jadi Rp 916 M
Perusahaan poultry PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) pada akhir tahun lalu mengalami penurunan laba bersih mencapai 48,06% secara tahunan (year on year/YoY).
Laba bersih perusahaan di akhir Desember 2020 turun menjadi Rp 916,71 miliar dari posisi Rp 1,76 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangannya yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih per saham ikut turun menjadi Rp 79 dari sebelumnya senilai Rp 151.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'