
Mengharukan IHSG Tembus 6.300, Saham BSDE dkk Ngamuk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melemah pada Jumat lalu (26/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan ditutup menguat di zona hijau.
IHSG ditutup menembus level psikologis 6.300 dengan naik 1,55% ke posisi 6.338,51 pada penutupan sesi II perdagangan, Senin (1/3/2021).
Menurut data BEI, ada 309 saham naik, 161 saham merosot dan 167 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,98 triliun dan volume perdagangan mencapai 24,56 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 128,62 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 62,84 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (1/3).
Top Gainers
Bank Artha Graha Internasional (INPC), saham +34,74% Rp 256, transaksi Rp 68,1 M
Bank Bumi Arta (BNBA), +24,56% Rp 2.130, transaksi Rp 214,6 M
PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), +19,38% Rp 308, transaksi Rp 115,7 M
Bumi Serpong Damai (BSDE), +9,48% Rp 1.270, transaksi Rp 179 M
Semen Baturaja (SMBR), +9,47% Rp 1.040, transaksi Rp 124,5 M
Top Losers
Wismilak Inti Makmur (WIIM), saham -6,99% Rp 865, transaksi Rp 63,1 M
Bank Net Indonesia Syariah (BANK), -6,86% Rp 1.900, transaksi Rp 44,4 M
Lancartama Sejati (TAMA), -6,74% Rp 83, transaksi Rp 9,5 M
Guna Timur Raya (TRUK), -6,72% Rp 222, transaksi Rp 5,6 M
Bank BTPN Syariah (BTPS), -4,15% Rp 3.930, transaksi Rp 37,1 M
Tiga bank mini (bank BUKU II) menguasai top gainers pada perdagangan hari ini. INPC memuncaki top gainers setelah terbang menyentuh batas auto rejection atas (ARA) sebesar 34,74% ke posisi Rp 256. Nilai transaksi INPC tercatat sebesar Rp 68,1 M dengan volume 293,14 juta saham.
Selama seminggu INPC tercatat sudah terbang 175,27%, sedangkan selama sebulan saham INPC sudah meroket sebesar 300%.
Di tempat kedua, saham BNBA melesat 24,56% ke posisi Rp 2.130 dengan nilai transaksi sebesar Rp 214,6 M.
Saham BNBA sudah mengalami penguatan sebesar 55,47% selama seminggu, sementara selama sebulan BNBA sudah meroket to the moon sebesar 404,74%.
Saham bank mini ketiga, BVIC melesat 19,38% ke Rp 308/saham. Saham BVIC sudah naik sebesar 82,25% dalam seminggu, kemudian melejit 180% selama sebulan. Saham BVIC langsung 'tancap gas' lagi setelah BEI membuka gembok suspensi hari ini, Senin (1/3/2021).
Sebelumnya, otoritas bursa telah melakukan suspensi atau penghentian perdagangan sementara untuk saham BVIC mulai perdagangan Kamis (25/2), setelah harga saham emiten tersebut bergerak liar dengan meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Para pelaku pasar tampaknya tidak mau ketinggalan momentum meroketnya saham bank mini ini. Penguatan saham-saham bank mini tampaknya masih didorong oleh sentimen konsolidasi perbankan yang mewajibkan modal inti bank minimal Rp 2 triliun di tahun ini oleh OJK.
Menariknya, saham-saham properti juga 'ngamuk'. Saham Bumi Serpong Damai (BSDE) melesat 9,48% di posisi Rp 1.270/saham dengan nilai transaksi Rp 179 miliar.
Dua saham properti lainnya yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 8,48% di posisi Rp 895/saham, begitupun dengan sahan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik 7,92% di level Rp 218/saham.
Satu sentimen bagi sektor properti yakni desas-desus pembebasan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang akhirnya pada sore ini direalisasikan.
PPN selama ini dibebankan pada penjualan rumah dari pengembang properti ke penjual. PPN merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari Barang/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.
PPN, dalam hal ini PPN penjualan rumah, dibayarkan pembeli dan dipungut oleh penjual untuk selanjutnya disetorkan ke negara.
Perlakuan PPN penjualan rumah hanya diberlakukan terhadap properti primary, dalam arti properti rumah yang dijual oleh pengembang ke konsumen. Sementara, properti secondary, dalam arti dijual dari satu orang ke orang lain, tidak dikenakan PPN. Adapun besarannya PPN Rumah ini mencapai 10%.
Mekanisme pemberian insentif PPN dengan besaran :
- 100% ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar
- 50% ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual di atas Rp 2 miliar sampai 5 miliar.
"Berlaku selama 6 bulan mulai 1 Maret 2021 sampai 31 Agustus 2021," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Senin (1/3/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top Gainers Pekan Lalu Banyak Saham Konglomerat RI