
IHSG Terbang 1,5% Gaes! Asing Masuk & Borong Saham BCA

Jakarta, CNBC Indonesia - Awet di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Senin (1/3/2021), dipicu sentimen dari dalam dan luar negeri.
IHSG ditutup terbang 1,55% ke 6.338,51. Data perdagangan mencatat, sebanyak 309 saham menguat, 161 tertekan, dan 167 stagnan.
Nilai transaksi bursa masih terbatas yakni sebesar Rp 13,98 triliun, atau jauh dari nilai transaksi di periode awal Januari yang menyentuh Rp 24 triliun. Mayoritas investor asing memilih memborong saham dengan nilai pembelian bersih (net buy) Rp 128 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 679 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 48 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang dilego Rp 66 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang dijual Rp 214 miliar.
Dari AS, DPR AS sepakat mengesahkan proposal Presiden Joe Biden untuk mengeluarkan stimulus senilai US$ 1,9 triliun. Selanjutnya, pembahasan akan beralih di Senat sebelum stimulus tersebut benar-benar direalisasikan.
Sementara itu, dari dalam negeri muncul kabar penurunan kasus Covid-19. Kasus positif infeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 5.560 orang pada Minggu (28/2/2021). Jumlah ini terus melandai dibanding hari sebelumnya yang mencapai 6.208 kasus.
Selanjutnya, IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dariPurchasing Managers' Index(PMI) berada di 50,9 untuk periode Februari 2021. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula, jika di atas 50 maka dunia usaha masih melakukan ekspansi.
Akan tetapi, skor PMI manufaktur Tanah Air melorot dibandingkan Januari 2021 yang mencapai 52,2. Pencapaian Januari 2021 adalah yang terbaik dalam 6,5 tahun terakhir.
"Ada sinyal kesehatan sektor manufaktur yang terjadi sejak November 2020 memburuk. Produksi terus naik, hingga empat bulan berturut-turut, tetapi lajunya melambat. Perlambatan produksi berarti ada penurunan pasokan barang jadi," sebut keterangan tertulis IHS Markit.
Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, menyatakan bahwa peningkatan kasus positif corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia masih menjadi faktor utama penghambat aktivitas produksi. Namun walau ada perlambatan, Harker menilai sektor manufaktur Ibu Pertiwi masih tahan banting (resilient).
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Februari 2021. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi pasar..
Pada Senin (1/3/2021), Kepala BPS Suhariyanto melaporkan laju inflasi nasional bulan lalu adalah 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Ini membuat inflasi tahunan (year-on-year/YoY) menjadi 1,38%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Februari 2021 adalah 0,08% MtM. Sementara dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya adalah 1,36%.
Sedangkan konsensus Reuters memperkirakan inflasi Februari 2021 berada di 0,9% MtM. Inflasi tahunan diperkirakan 1,38%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000