Banjir Sentimen Positif, Bursa Eropa Kompak Dibuka Menguat

Market - Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 March 2021 15:36
A trader works as screens show market data at CMC markets in London, Britain, December 11, 2018. REUTERS/Simon Dawson Foto: Seorang pedagang bekerja sebagai layar menunjukkan data pasar di pasar CMC di London, Inggris, 11 Desember 2018. REUTERS / Simon Dawson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada sesi awal perdagangan Senin (1/3/2021), menyusul kelegaan investor global di tengah turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perkembangan positif terkait pandemi.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa lompat 1,5% di awal perdagangan. Indeks saham sektor perjalanan dan tamasya menjadi pemimpin reli dengan kenaikan sebesar 2,4% di tengah reli seluruh indeks saham sektoral.

SelangĀ 30 menit kemudian reli indeks Stoxx menjadi 7 poin (+1,73%) ke 412,01. Indeks DAX Jerman lompat 204,9 poin (+1,49%) ke 13.991,18 sementara CAC Prancis bertambah 90,3 poin (+1,58%) ke 5.793,53. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris 108,6 poin (+1,67%) ke 6.592,02.

Lonjakan indeks saham Eropa terjadi di tengah reli kontrak berjangka (futures) setelah yield acuan obligasi pemerintah AS terus menurun dari level tertingginya pekan lalu. Kenaikan imbal hasil obligasi tersebut membuat bursa saham menjadi kalah bersaing.

Mengawali bulan, bursa global memang mendapatkan suntikan sentimen positif dari kemajuan vaksinasi dan kian dekatnya paket stimulus. Di Asia Pasifik, bursa saham juga menguat pada Senin di tengah rilis pertumbuhan aktivitas manufaktur China pada Februari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) memberikan izin penggunaan vaksin sekali suntik besutan Johnson & Johnson untuk orang berumur 18 tahun ke atas. Perseroan menyiapkan dosis awal sebanyak 4 juta.

DPR AS telah meloloskan Undang-Undang yang mendasari keluarnya paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun yakni UU American Rescue Plan 2021. Selanjutnya, Presiden AS Joe Biden hanya perlu mengantongi izin Senat untuk merealisasikan rencana stimulus tersebut.

Sementara itu, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor manufaktur mereka berada di angka 50,6 atau masih ekspansif. Angka itu memang di bawah posisi January sebesar 51,3. Rilis hasil survei lain menunjukkan manufaktur China per Februari masih tumbuh meski dengan laju yang melambat.

Di Eropa, investor menunggu rilis neraca keuangan per 2020 Bank of Ireland, data PMI sektor manufaktur Inggris, data persetujuan KPR, dan angka inflasi Italia dan Jerman.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Top China! Berhasil Kontrol Pandemi, PMI Meroket


(ags/ags)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading