Laba BTPN Turun 32% Jadi Rp 1,75 T di 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat penurunan kredit hingga 4% (year-on-year/yoy) menjadi Rp 136,2 triliun sepanjang 2020 akibat pelemahan aktivitas bisnis dan repayment kredit yang lebih tinggi dibandingkan pemberian fasilitas kredit baru.
Mengutip keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (26/2/2021) meski kredit mengalami penurunan, segmen korporasi masih mencatat pertumbuhan sebesar 4% menjadi Rp 78,7 triliun (yoy).
Hingga akhir Desember 2020 akumulasi total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi adalah sebesar Rp 13,2 triliun atau sekitar 9,7% dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi. Adapun untuk gross NPL tercatat berada di level 1,21% hingga akhir Desember 2020. Angka ini relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang tercatat sebesar 3,06%.
Untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan kredit, perseroan menghimpun pendanaan sejumlah Rp 145,5 triliun sampai dengan akhir Desember 2020. Total dana pihak ketiga (DPK) naik 16% menjadi Rp 100,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saldo CASA naik sebesar 14% dibanding periode yang sama.
Berikutnya, rasio likuiditas dan pendanaan yaitu liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 281,70% sementara Net Stable Funding Ratio (NSFR) 115,14% pada posisi 31 Desember 2020. Perseroan mencatat pertumbuhan aset 1%, dari Rp 181,6 triliun menjadi Rp 183,2 triliun, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,6%.
Melemahnya sektor perekonomian akibat Covid-19 dan dampaknya terhadap debitur perbankan menyebabkan Bank BTPN perlu menyiapkan biaya pencadangan kredit sebesar Rp 2,8 triliun. Penurunan suku bunga dan restrukturisasi kredit berdampak pada penurunan pendapatan bunga bank.
Net interest income turun 3% menjadi Rp 10,6 triliun. Biaya operasi dapat dijaga dengan baik, turun sebesar 3% (yoy). Selanjutnya BTPN mencatat laba sebelum biaya kredit dan pajak pada tingkat yang sama dengan tahun lalu sebesar Rp 5,4 triliun. Kenaikan biaya (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) menekan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik tahun 2020 turun menjadi Rp 1,75 triliun atau turun 32% dari 2019.
Berikutnya Bank BTPN semakin terpacu untuk terus meningkatkan keandalan Jenius, yang merupakan aplikasi life finance solution bagi digital savvy, di tengah tantangan pandemi. Hal ini didorong oleh pertumbuhan pesat jumlah pengguna Jenius menjadi 3,1 juta atau naik 27% (yoy), dengan jumlah dana pihak ketiga bertumbuh 100% menjadi Rp 13,3 triliun pada akhir triwulan IV-2020.
Adapun jumlah transaksi yang dilakukan melalui Jenius turut mengalami peningkatan hingga sebesar 70% (yoy), dengan tiga jenis transaksi yang mendominasi adalah berbelanja secara daring (online), menabung, dan top up e-wallet.
[Gambas:Video CNBC]
Membedah Strategi Kredit Korporasi Bank BTPN yang Melesat
(dob/dob)