
Peluang Besar BNI Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu

Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 menimbulkan ketidakpastian perekonomian dunia. Ketidakpastian ini menjalar ke berbagai sektor termasuk industri perbankan yang menjadi penuh tantangan. Hal ini juga berlaku bagi industri perbankan menjadi penuh tantangan, dan membuat harga saham bank sempat berguguran.
Namun saat ini harga saham bank sudah mulai menanjak dan menjadi saat yang tepat bagi investor untuk mengoleksi saham perbankan yang tumbuh menjanjikan. Salah satu saham bank yang dilirik yakni saham bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Pada akhir perdagangan, Rabu (24/02/2021) harga saham BBNI ditutup Rp 6.075/saham, naik 2,1% dibandingkan hari sebelumnya. RTI mencatat dalam enam bulan terakhir, saham BBNI telah menguat 31,49%.
Saham BBNI masih tetap menarik bagi investor terutama investor domestik yang memborong saham BBNI hingga Rp 132,4 miliar, dan asing senilai Rp 70 miliar. Artinya saham BBNI masih menarik dan tetap memberikan peluang bagi investor terutama setelah melewati masa pandemi ini.
Head of Research Panin Sekuritas, Nico Laurens mengatakan saat ini secara valuasi saham BBNI masih sangat menarik untuk dikoleksi. RTI mencatat saat ini Price to Book Value BBNI di angka 1,03 kali.
Price to Book Value (PBV) adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, punya valuasi tinggi (overvalue) sedangkan saham dengan PBV di bawah 1 kali, punya valuasi rendah alias undervalue.
Pada 2020 BBNI mencatatkan laba bersih Rp 3,3 triliun, peluang ke depannya masih menjanjikan dan tahun ini bisa melesat dibandingkan tahun lalu yang menjadi low base.
"Secara valuasi masih atraktif. Pada 2021 credit cost bisa turun atau stabil sehingga potensi pertumbuhan pendapatan bisa lebih tinggi dari peers," kata Nico saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (24/02/2021).
Selain itu dia menilai pertumbuhan dalam tubuh BBNI pun masih menjanjikan dari NIM yang stabil, perbaikan kredit, dan LDR yang longgar. Selain itu kualitas aset seperti Loan at Risk (LAR) perusahaan pun terlihat membaik.
BBNI pun meyakini kinerja pada 2021 akan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu berbekal program transformasi yang telah dilakukan. Perusahaan juga memproyeksikan pertumbuhan kredit membaik di kisaran 6-9%. Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi seiring pulihnya perekonomian.
"Dengan transformasi yang kami lakukan, kami optimis bahwa kinerja BNI pada tahun 2021 akan lebih baik dibanding tahun 2020," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar belum lama ini.
Perbaikan ekonomi juga harapan pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pada kisaran 4,5% - 5,3%. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menggerakan roda perekonomian adalah dengan gencarnya vaksinasi Covid-19 sebagai upaya perlindungan bagi masyarakat, dan mengatasi yang berlangsung setahun belakangan.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi untuk tenaga kesehatan bisa selesai lebih cepat dari perkiraan. Pemerintah juga sudah mulai vaksinasi tahap dua yang ditujukan untuk kepada petugas pelayan publik dan masyarakat usia 60 tahun ke atas. Saat ini sudah ada 1,36 juta orang yang telah mendapatkan suntikan vaksin pertama, dan ada 825,65 ribu orang yang mendapatkan suntikan kedua.
Dengan adanya harapan penanganan pandemi melalui vaksinasi ini, kegiatan sosial ekonomi diharapkan dapat kembali bergerak. Dengan begitu berbagai sektor pun dapat beraktivitas normal, termasuk di dalamnya sektor perbankan.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Cemerlang, BNI Terus Didorong Go Internasional