Duh! Otomotif Berdarah-darah, Laba Astra Anjlok 26% di 2020

hps, CNBC Indonesia
25 February 2021 17:06
Astra (Dok. Astra)
Foto: Astra (Dok. Astra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk usaha konglomerasi Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan pada 2020. Laba bersih perseroan drop 26% menjadi Rp 16,16 triliun pada 2020, dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar Rp 21,71 triliun.

Penurunan laba bersih Astra disebabkan karena penurunan pendapatan bersih sebesar 26% menjadi Rp 175,05 triliun dari Rp 237,17 triliun pada periode waktu yang sama.

"Pendapatan dan laba bersih grup Astra (Grup) pada tahun 2020 menurun akibat dampak dari pandemi Covid-19 dan upaya penanggulangannya. Grup terus beroperasi di tengah kondisi yang menantang, dan masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir," kata Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro, melalui siaran pers yang disampaikan perseroan, Kamis sore (25/2/2021).

Djony menambahkan kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk memprediksi dampak pandemi terhadap kinerja Grup pada tahun 2021.

"Pada masa yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian ini, saya ingin berterima kasih kepada segenap karyawan kami atas kerja keras, dedikasi, dan profesionalisme mereka."

Dengan demikian, laba bersih per saham menurun 53% (belum termasuk keuntungan dari penjualan saham Bank Permata) menjadi Rp 255 dari Rp 536.

Penurunan kinerja Astra, disebabkan karena penjualan mobil turun 50% dengan pangsa pasar juga sedikit mengalai penurunan. Sementara penjualan sepeda motor turun 41%, tapi pangsa pasar yang meningkat

Selain itu, di industri jasa keuangan anak usaha Astra harus melakukan peningkatan provisi kerugian kredit, dan di anak usaha pertambangan, penurunan harga batu bara mempengaruhi penjualan alat berat dan volume kontraktor penambangan juga mempengaruhi pendapatan perseroan. 

Di sektor agribisnis, anak usaha perseroan diuntungkan oleh harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi, di mana posisi neraca keuangan dan pendanaan yang kuat.


(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham ASII Terkoreksi Hari Ini, Bagaimana Prospeknya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular