Wow! Hary Tanoe Jajaki Merger Vision+ & SPAC Malacca Straits

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten media digital PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) milik taipan Hary Tanoesoedibjo dilaporkan sedang menjajaki penggabungan atau merger antara Vision+ dengan perusahaan cek kosong Malacca Straits Acquisition Co.
Sumber Bloomberg yang mengetahui informasi tersebut mengungkapkan, selain Vision+, yang dianggap "Netflix-nya Indonesia" ini, MNC Play juga masuk dalam proses penjajakan tersebut.
MNC Play adalah penyedia layanan OTT (over-the-top), televisi kabel dan internet di tanah air, yang juga merupakan bagian dari MNC Vision Networks.
Sementara Vision+ adalah layanan media streaming digital live TV dan Video On Demand milik MNC Group.
"MNC dikabarkan siap untuk memasukkan ekuitasnya ke dalam transaksi. Hal tersebut akan menjadikan MNC sebagai pemegang saham mayoritas dari entitas gabungan," kata sumber tersebut, dikutip Kamis (25/2/2021).
Perusahaan cek kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC) Malacca Straits telah memulai diskusi dengan sejumlah investor, termasuk Tiga Investments, perusahaan investasi yang didirikan oleh George Raymond Zage.
Nama Ray Zage sebelumnya diberitakan oleh CNBC Indonesia masuk menjadi pemegang saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan menyerap penerbitan saham baru (rights issue) emiten Grup Lippo itu. Zage masuk bersama dengan perusahaan yang berbasis di Hong Kong, Chow Tai Took Nominee Limited.
Adapun negosiasi Tiga Investments kali ini disebutkan akan mengumpulkan US$ 50 juta atau setara dengan Rp 700 miliar (asumsi US$ 1=Rp 14.000) atau lebih untuk penerbitan saham baru dalam mendukung transaksi itu.
Dana tersebut akan memberi perusahaan gabungan nilai perusahaan sekitar US$ 600 juta atau setara dengan Rp 8,4 triliun (kurs US$ 1=Rp 14.000).
Bisa jadi, transaksi diumumkan paling cepat bulan depan, tetapi dengan melihat kesepakatan yang belum diselesaikan, mungkin persyaratan dapat berubah atau pembicaraan tersebut bisa berantakan.
Melansir Bloomberg, perwakilan MNC, Malacca Straits dan Tiga Investments menolak untuk berkomentar terkait hal ini.
Sementara itu, CNBC Indonesia sudah menghubungi pihak MNC Group terkait dengan kabar ini, tapi pihak manajemen mengungkapkan akan memberikan pernyataan resmi.
Vision +, yang diluncurkan pada 2019, memiliki 1,6 juta pelanggan berbayar dan lebih dari 32 juta pengguna aktif bulanan.
Sementara itu, MNC Play memiliki sekitar 300.000 pelanggan, menurut data MNC yang dirilis bulan ini.
Kedua perusahaan tersebut membukukan pendapatan kolektif sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dan pendapatan masing-masing sekitar US$ 46 juta atau setara Rp 644 miliar dan US$ 77 juta atau setara Rp 1,8 triliun pada tahun 2020.
Angka-angka tersebut diproyeksikan tumbuh di tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (compound annual rate) sebesar 39% dan 45% hingga 2025 menjadi masing-masing US$ 293 juta atau setara dengan Rp 4.1 triliun dan US$ 400 juta atau senilai Rp 5,6 triliun, apabila mengacu pada basis pelanggan berbayar yang diharapkan sekitar 6,6 juta.
Penetrasi video langganan on demand ke total populasi di Indonesia termasuk yang terendah di kawasan Asia Pasifik sebesar 2% pada tahun 2020, sesuai data MNC.
Menurut pihak MNC angka tersebut diharapkan bisa meningkat dari 5,1 juta pelanggan pada tahun 2020 menjadi 21,6 juta pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 33%.
Informasi saja, SPAC merupakan sebuah perusahaan yang didirikan secara khusus untuk menggalang dana melalui IPO (penawaran saham perdana) dengan tujuan melakukan merger, akuisisi, atau pembelian saham perusahaan terhadap satu atau lebih perusahaan.
Saat ini, penerapan SPAC sudah diterapkan di berbagai bursa global, salah satunya di Amerika Serikat.
[Gambas:Video CNBC]
Sstt...Hary Tanoe Dekati Marubeni, Saham Grup MNC Terbang!
(adf/adf)