Analisis Teknikal

Butuh Dorongan Nih! IHSG Sesi 2 Kayaknya Masih Mager

Putra, CNBC Indonesia
24 February 2021 12:18
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada sesi pertama perdagangan Rabu (17/2/21). Indeks acuan bursa nasional tersebut ditutup anjlok 0,25% ke 6.257,27.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 10,04 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 140 miliar di pasar reguler. Tercatat 184 saham terapresiasi, 252 anjlok, sisanya 190 stagnan.

Sentimen perdagangan hari ini datang dari Investor, analis dan pelaku ekonomi terutama di bursa Paman Sam lainnya menyambut positif testimoni bos The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat AS yang akan dihelat dalam dua hari ini.

Banyak yang mencari sinyal terkait apa yang bakal dikatakan bos bank sentral Paman Sam itu. Dalam kesempatan kali ini, Powell kembali menegaskan bahwa stance kebijakan moneter yang longgar akan tetap dipertahankan.

Menurut Powell inflasi di AS masih terbilang lunak. Kenaikan harga rata-rata dalam 12 bulan terakhir masih di bawah sasaran target otoritas moneter Adikuasa tersebut yang dipatok di angka 2%.

"Perekonomian masih jauh dari tujuan kami untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan [maximum employment] serta target inflasi dan kemungkinan akan membutuhkan waktu untuk kemajuan substansial lebih lanjut untuk dicapai," kata bos Fed dalam sambutan yang disiapkan untuk Komite Perbankan Senat.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderungsideways.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.300. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.223.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 49 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular