
TLKM Jawaranya, 'Bandar Besar' Borong 10 Saham Ini Kemarin!

Investor asing masuk sebesar Rp 609 miliar pada perdagangan kemarin di saham TLKM dan menjadi saham yang paling banyak diborong asing. Selama tahun berjalan, asing sudah memborong TLKM sebanyak Rp 2,07 triliun.
Sebelumnya, Direktur Strategic Portfolio Telkom Indonesia Budi Setyawan Wijaya mengatakan, dari sisi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), Telkom akan membawa dua anak usaha untuk IPO, satu di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan satu di bursa Asia tanpa menyebutkan nama bursa.
"Tahun ini ada 2 [IPO], satu di Indonesia, satu lagi di Asia. Saya ga bisa naming [sebutkan nama] insya Allah tahun ini kejadian [realisasi]. Kalau dilihat kesiapan faktanya sudah beberapa go public," katanya.
Adapun Telkom memang telah merencanakan untuk melepas anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) ke pasar modal. Ditargetkan eksekusinya akan dilakukan pada kuartal terakhir tahun ini, atau paling lambat pada kuartal pertama 2022.
Mitratel yang merupakan anak usaha Telkom yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi memiliki menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia dengan jumlah lebih dari 22.000 menara telekomunikasi.
Selanjutnya, Telkom Indonesia melalui MDI Ventures akan tetap fokus menyuntikkan modal kepada startup, melihat potensi yang bisa dilakukan dengan startup digital terutama di masa pandemi.
Sementara itu, sentimen bagi Bank BRI ialah investor menantikan rencana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue. Ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk membentuk Holding Ultra Mikro (Holding UMi).
Tiga perusahaan BUMN yang akan digabung dalam satu holding adalah BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Tahun ini, perusahaan efek PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebutkan kinerja BBRI akan lebih baik dibandingkan dengan perkiraan.
Laba bank BUMN ini diprediksi bisa mencapai Rp 30 triliun atau tepatnya Rp 29,88 triliun di 2021, dibanding dengan perkiraan sebelumnya di angka Rp 28 triliun Perkiraan ini didasarkan lantaran akselerasi bisnis BRI yang lebih cepat dari perkiraan dan kualitas manajemen yang dinilai lebih baik.
Tahun lalu, Bank Rakyat Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun di sepanjang 2020, turun 45,70% dari laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 34,37 triliun.
Adapun aset Bank BRI tercatat di atas Rp 1.500 triliun atau tepatnya Rp 1.511,81 triliun di tahun lalu, naik 6,7% dari Desember 2019 sebesar Rp 1.417 triliun. Tahun 2018 aset BRI Rp 1.297 triliun, dan tahun 2017 asetnya Rp 1.127 triliun.
Angka laba bersih 2020 itu mencapai 123% dari perkiraan sekuritas asal Korea Selatan ini dan 95% dari konsensus analis.
[Gambas:Video CNBC]
